INDOSPORT.COM - Baik pecinta AC Milan, AS Roma, atau Serie A Liga Italia tentunya tak asing dengan nama Stephan El Shaarawy. Kemunculannya mencuri perhatian publik negeri Pizza dengan ketajamannya kala membela Genoa Primavera yang membuatnya didatangkan oleh Rossoneri pada musim 2011.
El Shaarawy pun saat itu dianggap sebagai salah satu talenta muda terbaik negeri Pizza. Namun, kedaan itu berubah 180 derajat pada dewasa ini dimana dirinya harus terbuang karena inkosistensinya di lini depan. Pemain berjuluk Firaun Kecil ini harus keluar dari AC Milan dan berpetualang ke AS Monaco.
Meski melanjutkan karirnya di Prancis, performa Stephan El Shaarawy tetap tak menunjukkan peningkatan. Setidaknya bersama AS Monaco, ia hanya mampu menjaringkan tiga gol saja dari 24 penampilan. Hal tersebut membuatnya pulang kembali ke Italia dan bergabung AS Roma.
Bersama AS Roma pun, El Shaarawy merasa cukup kesulitan untuk kembali menemukan ketajamannya pada awal kepindahannya. Namun hal itu tertutupi dengan performanya di akhir 2018/19 dimana ia mampu menjaringkan 11 gol dalam 28 penampilannya di Serie A Liga Italia.
El Shaarawy pun menjadi pemain tersubur bagi Serigala Roma. Bukannya mendapat ganjaran apik atas pencapaiannya tersebut, namanya malah santer diberitakan akan 'dibuang' ke Liga Super China dimana Shanghai Shenhua menjadi klub terdepan yang dikabarkan akan menjadi tempat pelabuhannya.
Dilansir dari Football Italia, El Shaarawy menerima pinangan dari raksasa China tersebut dan menyepakati kontrak dengan bayaran 13 Juta Euro (sekitar Rp 209 Miliar) permusimnya. Tentu hal ini sebuah kemunduran karir bagi pemain yang berada diusia produktif sebagai pemain yakni 26 tahun.
Perjalanan ke China disebut akan menutup karir indahnya di Eropa seperti yang menimpa Oscar Emboaba yang juga pindah ke negeri tirari bambu di usia terhitung muda. Dengan kepindahan dan performanya tersebut, apakah dapat dikatakan karir Stephan El Shaarawy benar-benar akan anjlok ?