Bali United, Menggairahkan Sepak Bola dan Menginspirasi Pulau Dewata
Kesuksesan Bali United tak bisa dilepaskan dari kejelian keluarga Tanuri. Pieter Tanuri sudah mendapat ilmu tentang pengelolaan sepak bola saat masih jadi bagian tim Persib Bandung. Bersama sang adik, Yabes Tanuri, Bali United sukses dikembangkan, bukan saja soal 90 menit di lapangan hijau, namun 24 jam dalam sepak bola dan bisnis.
Keberanian menyewa Stadion Kapten I Wayan Dipta menjadi gebrakan luar biasa. Belum ada dalam sejarahnya klub sepak bola di Indonesia, ikut permak stadion.
Kalau sekarang datang ke stadion, tampaklah bahwa Bali United bukan sekadar berpikir sepak bola. Lebih besar dari itu, manajemen Bali United turut memikirkan bagaimana agar tim Serdadu Tridatu bisa hidup sejahtera.
Megastore, Playland dan Cafe menjadi representasi dari gebrakan mengelola klub sepak bola di Indonesia. Bali United bisa menjadikan stadion sebagai pusat kegiatan klub dan penggemar, semuanya terintegrasi. Terobosan yang sudah dilakukan Bali United ini selalu diidam-idamkan klub di Indonesia.
Makanya, setiap klub yang bertandang ke markas Bali United, tujuannya bukan hanya bertanding, melainkan juga belajar tentang pengelolaan klub. Klub-klub besar di Indonesia belajar dari klub yang baru berdiri tahun 2015 lalu.
Baru-baru ini, Chief Executive Officer (CEO) PSIS, Yoyok Sukawi, mengakui hal itu. Bahwa PSIS juga ingin mengintegrasikan sepak bola dan bisnis dalam satu tempat, yakni Stadion Jati Diri Semarang. Stadion ini sedang dalam tahap renovasi, dengan sumber dana berasal dari APBD Provinsi Jawa Tengah.
"Banyak yang bisa kami tiru dari markas Bali United, cafe dan store terintegrasi salah satunya. Walaupun bukan stadion besar tetapi fasilitas sangat lengkap, PSIS yang sedang renovasi stadion akan banyak ambil ide dari Stadion Dipta terkait fasilitas sepak bola modern," kata Yoyok Sukawi dalam wawancara pada 23 Juni 2019.
Belum juga klub-klub Indonesia bisa mengadopsi soal integrasi sepak bola dan bisnis di stadion. Bali United sudah berlari kencang dengan masuk dalam pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT Bali Bintang Sejahtera Tbk sebagai pemilik sekaligus pengelola Bali United melepas 33,33 persen saham ke publik.
Pada awal pelepasan, harga saham berada dilevel Rp175 per lembar. Sempat naik menjadi Rp422 pada Rabu (19/6/2019), dalam perkembangannya harga saham dengan kode BOLA berada dilevel Rp370 pada penutupan Jumat (28/6/2019).
Dari kalangan bisnis, kenaikan tajam saham Bali United masih dinilai sebagai euforia. Namun bila dilihat dari kaca mata sepak bola, apa yang dilakukan Bali United benar-benar berani.
Bali United menjadi tim pertama di Asia Tenggara yang berani melangkah ke pasar modal. Tentu bagi masyarakat Bali, apa yang dilakukan Bali United sudah menjadi prestasi, diluar keberhasilan-keberhasilan Pulau Dewata soal wisata yang dilirik dunia.