Sejarah Transfer Saga Neymar: Tak Lengkap Tanpa Sensasi dan Pengkhianatan
Partai ‘epic comeback’ Barcelona melawan Paris Saint-Germain pada Liga Champions musim 2016/17 seolah menegaskan sosok Neymar yang sesungguhnya. Ia berperan besar atas kemenangan 6-1 Blaugrana di 10 menit terakhir.
Bagaimana tidak, ia berperan dalam tiga gol terakhir dengan tendangan bebas, penalti, plus assist-nya kepada Sergi Roberto di detik-detik akhir.
Neymar mengemukakan bahwa laga itu merupakan salah satu yang terbaik dalam hidupnya. Kreativitas permainannya pun membuat 70 juta pasang mata terkesima menyaksikan pertandingan bersejarah tersebut.
Namun, entah mengapa Neymar merasa tak kunjung lepas dari bayang-bayang seorang Lionel Messi. Dengan posisi tawar Messi yang telah menjadi legenda hidup Barca, tak ada kemungkinan bahwa Barca akan bermain di sekeliling Neymar sebagai pusatnya.
Meski sudah menjadi sosok populer di ruang ganti Barcelona, Neymar merasa tak bisa membiarkan situasi itu terus terjadi. Ia ingin memimpin, menjadi sinar, dan pusat perhatian di tim yang ia perkuat.
Ia ingin semua pemain di sekelilingnya beradaptasi dengan permainannya. Itulah yang kemudian menjadi alasan terjadinya megatransfer Neymar ke Paris Saint-Germain seharga 222 juta euro (3,5 triliun rupiah).
Rencana kepindahannya itu sebenarnya sempat ditentang oleh beberapa rekan setimnya seperti Gerard Pique. Nama terakhir bahkan sempat menyatakan harapanya ke media Catalan agar sang bintang tak meninggalkan Camp Nou. tetapi, hasrat Neymar terbukti lebih besar daripada keinginan rekan dekatnya.