INDOSPORT.COM - PSM Makassar dan Madura United telah menyelesaikan tiga pertemuannya dalam kurun waktu delapan hari. Dua di antaranya dimenangi Laskar Sape Kerrab dan kiper Muhammad Ridho menjadi pemain paling konsisten.
Mantan kiper Borneo FC tersebut menjadi tokoh antagonis bagi PSM. Bukan tanpa sebab, Ridho tampil kokoh di bawah mistar gawang Madura United sehingga Wiljan Pluim dkk. hanya bisa mencetak dua gol dari tiga pertemuan.
Dalam pertemuan pertama di Makassar, Ridho berhasil memblok 11 dari total 12 tembakan ke arah gawangnya, sementara pada pertemuan kedua di pekan keenam Shopee Liga 1 2019, dia menghalau semua (8) sepakan PSM.
Hal serupa kembali terjadi dalam pertemuan ketiga Madura United vs PSM di leg kedua Kratingdaeng Piala Indonesia 2018/19, kiper berusia 27 tahun itu mementahkan 10 dari 11 tembakan ke arah gawangnya.
"Kami kesulitan mencetak gol di babak pertama. Kiper lawan (Ridho) juga melakukan beberapa penyelamatan gemilang," ungkap pelatih PSM Makassar, Darije Kalezic, Minggu (7/7/19).
Pelatih berkebangsaan Bosnia-Herzegovina ini juga beranggapan bahwa ketangguhan M. Ridho juga terbantu dengan kokohnya lini pertahanan Madura United yang digalang duet Jaime Xavier dan Fandry Imbiri.
Pada pertemuan terakhir, PSM Makassar yang sempat tertinggal 0-2 membuat Kalezic terpaksa merubah formasi dari 4-3-3 menjadi 4-4-2 lantaran Marc Klok dkk. membutuhkan satu gol tandang supaya bisa lolos ke final.
"Pada 25 menit terakhir, saya putuskan memasang Eero Markkanen untuk menggunakan dua penyerang berduet dengan Guy Jr. menghadapi pasangan bek tengah lawan. Jadi, tak ada satu pun personel pertahanan Madura United yang bebas," beber Darije.
Alhasil, kebijakan PSM memainkan Markkanen dan Guy secara bersamaan berbuah satu gol yang dicetak Aaron Evans pada menit ke-83 melalui sebuah kemelut dalam skema bola mati hasil sepakan Marc Klok.
PENULIS: Adriyan Adirizky