INDOSPORT.COM - Berakhirnya kompetisi sepak bola di liga-liga top Eropa musim 2018/19 kemarin, membuat sejumlah klub kini mengalihkan fokusnya ke bursa transfer yang telah dibuka sejak awal Juni lalu.
Salah satunya adalah Liverpool. Klub berjuluk The Reds itu tengah bergeliat di lantai bursa untuk mencari sosok pemain berkualitas baru. Beberapa nama pun santer dikabarkan akan segera merapat ke Stadion Anfield.
Gelandang serang Real Madrid, Marco Asensio, dan penyerang Zenit Saint Petersburg, Sardar Azmoun adalah contoh nama yang saat ini dikait-kaitkan dengan Liverpool.
Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan kualitas skuat asuhan Jurgen Klopp itu, khususnya demi persaingan gelar di Liga Primer Inggris yang belum pernah mereka rasakan sejak terakhir kali juara tahun 1990 lalu.
Akan tetapi membeli beberapa pemain, bisa menimbulkan blunder tersendiri bagi Liverpool. Apa saja blunder itu? Berikut rangkumannya:
1. Pemain Musim Kemarin Sudah Terbilang Kompak
Bagi suatu klub, mendatangkan beberapa pemain baru dimaksudkan untuk menambah kekuatan tim. Namun bagi Livepool, itu bisa saja jadi blunder karena skuat yang ada saat ini, sudah terbilang memuaskan.
Bahkan, kualitas yang ditampilkan Virgil van Dijk dan kolega setiap musimnya selalu meningkat. Mulai dari hanya menjadi finalis Liga Champions 2018, dan kini menjadi juara musim 2019 ini.
Di Liga Primer Inggris sendiri, dua musim lalu Liverpool finis di peringkat finis di peringkat ke-4, sedangkan di musim lalu finis di peringkat kedua. Hal ini membuktikan, jika Jurgen Klopp sejatinya tidak perlu banyak membutuhkan pemain baru.
2. Pemain Baru Harus Adaptasi
Permasalahan selanjutnya adalah pemain baru yang didatangkan belum tentu langsung bisa beradaptasi dengan racikan Jurgen Klopp di Liverpool.
Hal itu pernah di alami oleh Marko Grujic, Lazar Markovic, Nabi Keita, dan Danny Ings yang akhirnya gagal bersinar. Saat ini, pemain-pemain tersebut lebih banyak menghuni bangku cadangan hingga dipinjamkan ke beberapa klub.
3. Buang-buang Uang
Liverpool pernah melakukan kebijakan transfer konyol, kala memboyong Andy Carroll dengan nilai transfer sangat mahal yakni 36,9 juta podunsterling dari Newcastle pada tahun 2011 lalu.
Bagus di klub lamanya, performa Carroll secara mengejutkan turun drastis kala membela The Reds. Darinya hanya bertahan satu musim, selebihnya ia harus puas dipinjamkan ke sejumlah klub.
Dari total 58 laga yang dilakoni bersama Liverpool, Andy Carroll hanya mampu mencetak 11 gol sebelum akhirnya dijual permanen ke West Ham United.
Blunder tersebut tentunya bisa jadi pelajaran bagi Jurgen Klopp untuk tidak mendatangkan pemain sembarangan, dalam bursa transfer.
Meski sejauh ini kebijakan transfernya sangat tepat, bukan berarti juru taktik asal Jerman itu bisa saja blunder membeli pemain.
Daripada membeli pemain, solusi Klopp lebih baik memberikan kesempatan bermain yang lebih banyak kepada pemain hasil pembelian di musim panas dan musim dingin lalu seperti Xherdan Shaqiri dan Naby Keita.