Ironi Krzysztof Piatek dan Nasib Sial Nomor Sembilan di AC Milan
Nomor sembilan kemudian dialihtugaskan kepada Destro pada paruh kedua. Mewarisi nasib Torres, ia mencetak gol pertamanya ke gawang Empoli.
Kesialannya setitik lebih baik dengan catatan tiga gol dari 15 laga, namun tetap saja itu bukanlah yang terbaik bagi seorang bomber Rossoneri.
Nasib Torres dan Destro menular ke Luiz Adriano. Nomor sembilan yang ia kenakan lagi-lagi membawanya mencetak gol debut Serie A Italia ke gawang Empoli, tapi ujung-ujungnya, dari 29 penampilan, striker yang didatangkan dari Shakhtar Donetsk ini cuma mampu mencetak enam gol.
Kutukan ini berlanjut kepada Gianluca Lapadula, Andre Silva, dan Gonzalo Higuain. Entah apa yang membuat AC Milan memberikan nomor sembilan ke Lapadula.
Mungkin, sebelumnya ia memang mencetak 27 gol dalam semusim bersama Pescara. Tetapi, sejak mendarat Milan hingga dilepas ke Genoa, ia tak mampu menembus 10 gol semusim.
Andre Silva yang diboyong dari FC Porto seharga 40 juta euro (631 miliar rupiah) mungkin tak menduga akan memiliki masa depan suram. Bayaran tersebut hanya membuat Milan mendapatkan sepuluh gol dari 40 penampilannya, padahal, dengan jumlah laga yang sedikit, Silva bisa mencetak 21 gol di Porto.
Catatan gol seorang Higuain pun menemui turunan tajam. Sebelum mendarat di Milan, ia mencetak 91 gol dari 146 laga untuk Napoli, serta 55 gol dari 105 penampilannya bersama Juventus. Namun, nomor sembilan di Milan membuat jumlah pundi-pundi golnya mengering.
Bayaran peminjaman 18 juta euro (285 miliar rupiah) per musim untuk Higuain hanya membuatnya mencetak delapan gol dari 22 penampilan. Hanya separuh musim, ia terdepak ke Chelsea dan hingga kini masih belum subur seperti sediakala.
Dengan rangkuman ‘mengerikan’ ini, publik sepak bola dunia sulit memastikan apakah Piatek bisa mengemban tugasnya dengan baik. Namun, para tifosi tentu ingin kembali melihat aksinya sebagai salah satu bomber tertajam Serie A Italia 2019/20.