Belum Juga Menang di Liga 1, Kutukan Ini Bisa Bikin Semen Padang Terdegradasi Lagi
Yang pertama merasakan kutukan ini adalah PSMS Medan. Tim kebanggaan masyarakat Kota Medan itu harus terdegradasi usai gagal menang di babak play-off menghadapi tim Divisi Utama.
Yang terjadi adalah PSMS Medan menjadi tim terakhir yang mendapatkan kemenangan perdana mereka di Indonesia Super League 2008/09 silam.
Musim 2008/09 memang bisa dibilang menjadi musim terburuk untuk PSMS, mereka dilanda dualisme dan juga penunggakan gaji.
Efek buruk dari semua masalah yang ada, PSMS harus menunggu hingga pekan ke-11 untuk mendapatkan kemenangan perdana mereka, yaitu saat menghadapi Madura United. Alhasil? mereka tak tertolong lagi dan degradasi ke Divisi Utama.
- Pelita Jaya di ISL 2009/10
Setelah PSMS, ada Pelita Jaya yang merupakan salah satu klub besar di periode 2000an. Mereka mengalami nasib sama, yaitu tim terakhir yang meraih kemenangan pertama di Indonesia Super League 2009/10.
Pelita Jaya yang kini bertransformasi menjadi Madura United harus terseok-seok di awal ISL 2009/10. Mereka menjadi klub terakhir yang meraih kemenangan, baru pekan ke-10 Pelita Jaya bisa mendapat tiga poin atas kemenangan menghadapi Persisam Samarinda.
Alhasil, Pelita Jaya juga tak tertolong dan harus degradasi karena mereka kalah di babak play-off di akhir musim 2009/10.
- Bontang FC di ISL 2010/11
Musim selanjutnya kutukan ini kembali dirasakan oleh klub ISL 2010/11, yaitu Bontang FC. Musim tersebut, Bontang FC menjadi tim terakhir yang mendapatkan kemenangan perdananya di pekan ke-8.
Bontang FC baru merasakan kemenangan di pekan ke-8 dengan kemenangan 2-1 atas Persisam Samarinda Putra. Tujuh pertandingan sebelumnya, mereka menelan enam kekalahan dan sekali imbang, sangat tragis.
Sempat membaik setelah kemenangan perdana tersebut, Bontang FC harus puas duduk di dasar klasemen ISL 2010/11 dengan hanya meraih 15 poin dari 28 pertandingan. Mereka pun harus terima terdegradasi saat itu.
- PSAP Sigli (2011/12)
Kutukan ini kembali berlanjut pada musim 2011/12 di mana kali ini PSAP Sigli menjadi korbannya. Mereka yang baru menang di pekan ke-10, harus terdegradasi di akhir musim.
PSAP Sigli menjadi tim terakhir yang mencatat kemenangan perdananya hingga pekan ke-10 saat menang tipis 1-0 atas Persegres Gresik United di ISL 2011/12. Laga selanjutnya, mereka juga berhasil menang atas PSMS ISL.
Namun setelahnya, penampilan PSAP Sigli kembali menurun hingga akhir musim mereka berada di dasar klasemen peringkat ke-18 dengan hanya 27 poin dari 34 pertandingan.
- PSPS Pekanbaru di ISL 2013
Setelah lama absen dari Liga Indonesia yang juga dualisme pada tahun 2010 hingga 2012, kutukan ini kembali datang dan PSPS menjadi korbannya.
PSPS Pekanbaru baru menang pada pekan keenam dan mereka saat itu menjadi tim terakhir yang mendapat kemenangan perdananya di ISL 2013. Saat itu, mereka berhasil menang 1-0 atas Arema FC.
Sempat menang lagi di pertandingan selanjutnya, PSPS kembali tanpa kekalahan dalam tiga laga beruntun. Dan setelahnya, penampilan mereka merosot hingga musim berakhir menghuni dasar klasemen.
- Persiba Bantul di ISL 2014
ISL musim 2014 kembali hadir dengan dua wilayah dan kutukan ini kembali dirasakan oleh Persiba Bantul yang baru meraih kemenangan perdana di musim tersebut pada pekan ke-9.
Saat tim-tim lain di wilayah Timur sudah merasakan kemenangan, Persiba Bantul baru bisa menang di pekan ke-9 saat mengalahkan Perseru Serui dengan skor 3-2.
Namun hingga musim berakhir, mereka hanya berhasil mencatat sepasang kemenangan dan harus terdegradasi ke Divisi Utama pada tahun 2014. Mereka hanya mengoleksi sembilan poin.
- Persiba Bantul di Liga 1 2017
Kutukan ini terakhir kali terjadi di Liga Indonesia adalah saat musim perdana era Liga 1. Kali ini, Persiba Balikpapan yang merasakannya, mereka baru menang perdana di pekan ke-9.
Persiba Balikpapan harus menjalani awal musim yang sangat berat di Liga 1 2017 dan baru mendapat kemenangan perdana mereka saat mengalahkan Borneo FC dengan skor 3-2.
Namun sejak kemenangan perdana itu, merekaharus menunggu sekitar dua bulan untuk mendapatkan yang kedua. Penampilan yang buruk membuat mereka terdampar di peringkat ke-17 klasemen akhir Liga 1, mereka pun terdegradasi ke Liga 2.
Melihat sederet bukti bahwa kutukan ini kerap kali menyapa klub-klub di kasta tertinggi Liga 1, Semen Padang tentunya harus waspada dan segera bangkit dari keterpurukan.