INDOSPORT.COM - Manchester United selalu gagal mendapatkan buruan utama mereka untuk lini belakang dalam bursa transfer beberapa musim terakhir.
Klub raksasa Inggris, Manchester United, mengalami penurunan performa luar biasa selepas musim 2012/13. Setelah semusim sebelumnya menjadi jawara liga, The Red Devils malah finis di posisi tujuh klasemen akhir musim 2013/14.
Kepergian pelatih legendaris mereka, Sir Alex Ferguson, dinilai menjadi biang keladi menurunnya performa tim. Sejumlah pelatih beken yang didatangkan setelahnya masih belum bisa membawa mereka ke puncak kejayaan, baik di liga maupun Liga Champions.
Selain ketiadaan sosok seperti Sir Alex Ferguson, selama beberapa tahun terakhir Man United juga dikritik dalam kebijakan transfer untuk posisi pemain belakang.
Setelah ditinggal Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic, Man United tak lagi bisa mencari bek tengah yang sepadan. Padahal, lni belakang jadi salah satu kunci utama kesuksesan mereka di era Premier League.
Nama-nama seperti Denis Irwin, Jaap Stam, Gary Neville, Rio Ferdinand, dan Nemanja Vidic terpatri dalam tinta emas kejayaan Tim Setan Merah.
Selepas kepergian mereka, Man United kini diperkuat oleh Chris Smalling, Phil Jones, Luke Shaw, Marcus Rojo, dan Victor Lindelof.
Sebagian dari pemain di atas bukannya jelek, namun dari statistik serta prestasi, nyatanya level mereka masih belum cukup untuk klub sebesar Man United.
Sebagai gambaran, pada musim 2018/19 lalu Man United kebobolan sebanyak 54 gol. Angka itu adalah yang terburuk di antara The Big Six.
Melihat kenyataan ini, entah mengapa manajemen Man United selalu gagal menghadirkan solusi yang tepat di lini belakang.
Man United bukannya tak berusaha memperbaiki lini belakang. Selama tiga tahun terakhir mereka selalu berburu bek-bek andal.
Namun hasilnya selalu sama. Man United kehilangan target-target top mereka. Sebut saja Kalidou Koulibaly, Harry Maguire, dan teranyar Matthijs de Ligt (pilih ke Juventus).
Kalidou Koulibaly menolak tawaran Man United demi bisa memenangkan scudetto bersama Napoli. Sementara Harry Maguire dan Matthijs de Ligt terhambat soal harga.
Khusus untuk Harry Maguire, bek yang dikejar-kejar sejak musim lalu itu kembali didekati di bursa transfer musim panas ini.
Namun, kedatangan Maguire ke Old Trafford nampaknya bakal jadi sesuatu yang utopis. Tawaran 70 juta pound (Rp1,2 triliun) yang diberikan untuk Leicester ditolak mentah-mentah.
Leicester City baru mau melepas Maguire jika Man United mau mengeluarkan uang sebesar 80 juta poundsterling. Kondisi ini 11-12 dengan bursa tranfer musim lalu.
Sadar negosiasi dengan Leicester berjalan sulit, Man United mencoba mengalihkan dengan pemain-pemain muda potensial dan ekonomis. Nama-nama yang kini dikait-kaitkan adalah bek Fiorentina, Nikola Milenkovic, dan penggawa Chelsea, Garry Cahill.
Fans pun pantas untuk kembali khawatir. Kegagalan Man United mendatangkan bek kelas dunia bisa-bisa berujung prestasi seret seperti pada musim lalu.
Padahal, dengan keuangan klub yang sehat, angka 80 juta harusnya mampu dikeluarkan Man United. Apalagi, mereka masih bisa menjual striker mereka, Romelu Lukaku, untuk menutup kerugian.
Jika Manchester United masih saja gagal mendatangkan bek kelas dunia, jangan harap mereka bisa bersaing dengan Man City dan Liverpool di puncak persaingan juara Liga Inggris musim depan.