INDOSPORT.COM - Mari mengingat kembali pertandingan final Piala Indonesia 2009 yang membuat Persipura Jayapura tiba-tiba mogok bertanding lantaran merasa dirugikan.
Piala Indonesia 2009 adalah turnamen yang sudah bergulir untuk keempat kalinya sejak 2005. Ajang ini bisa dibilang menarik karena menjadi kompetisi yang menggabungkan seluruh tim di Tanah Air dari kasta bawah hingga atas.
Sehingga dapat menghadirkan kejutan tim-tim papan bawah yang kerap mengalahkan klub kasta atas sekaligus menjadi keuntungan tersendiri bagi para kurcaci.
Ketika tim papan bawah dipercaya menjadi tuan rumah, tentu saja para suporter klub-klub kasta atas akan datang ke stadion dan mengisi tribun.
Hal ini bakal menjadi pemasukan klub kecil untuk keberlangsungan mengikuti kompetisi sampai akhir musim. Tentu ada keuntungan yang bisa dipetik.
Piala Indonesia 2009 atau saat itu disebut Copa Indonesia 2009 (karena disponsori produk rokok Dji Sam Soe) menghadirkan pertandingan panas di final.
Laga puncak kali ini kembali menyajikan wakil timur Indonesia Persipura Jayapura melawan tim dari barat, Sriwijaya FC, pada 28 Juni 2009.
Bisa disebut kalau partai Persipura vs Sriwijaya FC di final adalah jilid kedua. Lantaran Persipura sempat kandas pada Copa Indonesia 2007/08.
Ketidaksesuaian mulai tercium sejak Badan Liga Indonesia (BLI) menentukan Stadion Sriwijaya, Jakabaring, Palembang sebagai venue final pada awal Juni 2009.
Sebuah keuntungan tersendiri bagi Sriwijaya FC karena serasa bermain di kandang dan didukung penuh oleh suporter setia mereka, sedangkan Persipura harus melakoni perjalanan jauh untuk menghadapi pertandingan paling bergengsi ini di sepak bola Tanah Air.
Seremoni Indah
Pembukaan final Copa Indonesia 2009 ini bisa dibilang sangat meriah. Sebab ratusan penari yang menampilkan tarian khas daerah membuat penonton berdecak kagum.
Tak hanya itu vokalis band kenamaan Indonesia Godbless Ahmad Albar turut membuat tribun suporter ikut bernyanyi Indonesia Raya dan menggema ke udara.
Suasana semakin hangat lantaran sorot sinar laser yang mengisi seisi stadion. Banyak petinggi serta pegiat sepak bola nasional juga datang, di antaranya Gubernur Sumatera Selatan Alex Nurdin, Ketum PSSI Nurdin Halid, Ketua Badan Liga Indonesia Andi Darussalam Tabusalla, dan Direktur Kompetisi Joko Driyono.
Jalannya Pertandingan
Sejak peluit panjang tanda dimulainya pertandingan, baik Sriwijaya FC maupun Persipura tak ragu untuk jual-beli serangan demi bisa membuka keunggulan.
Anak asuh Jacksen F. Tiago langsung bermain cepat dan beberapa kali Boaz Solossa hingga Ernest Jeremiah membuat kiper Ferry Rotinsulu jatuh bangun mengamankan gawangnya.
Menjelang turun minum, kiper Sriwijaya FC mendapat sejumlah ancaman berbahaya. Lagi-lagi peluang Persipura masih bisa dimentahkan lawan.
Awal Dirugikan dan Mogok
Usai leha-leha, permainan kedua tim di babak kedua tak kunjung reda. Tensi tinggi masih diperagakan Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC.
Sriwijaya FC malah mampu membuka peluang lebih dulu berkat gol yang dicetak oleh Anoure Richard Obiora pada menit ke-51 menyambut umpan Muhammad Nasuha.
Sundulannya tak bisa dihalau kiper Jendry Pitoy sehingga Persipura tertinggal ari lawan dan harus segera merespons dengan cepat.
Sembilan menit berselang terjadi insiden di kotak penalti Sriwijaya FC, di mana Ferry Rutinsulu menghalau bola tetapi upayanya malah menjatuhkan Ernest Jeremiah.
Bola yang disepak Boaz Solossa masih bisa dihalau bek Sriwijaya FC. Insiden Ferry tersebut membuat para pemain Persipura protes ke wasit Purwanto.
Mereka menganggap telah terjadi pelanggaran akibat terjangan berbahaya sang kiper, namun wasit tak bergeming dan berpegang teguh dengan keputusannya.
Hal ini membuat Persipura geram dan memilih mogok bermain dan masuk ke ruang ganti stadion. Laga pun ditunda hingga 45 menit lamanya, sampai-sampai Ketum PSSI Nurdin Halid turun tangan untuk meminta Persipura melanjutkan pertandingan.
Namun, manajemen Mutiara Hitam tetap tak mengubah keputusan. Gubernur Sumsel Alex Nurdin juga memberikan imbauan kepara para suporter Sriwijaya FC untuk tak memperkeruh suasana pertandingan.
Akhirnya pertandingan dihentikan dan dimenangi Sriwijaya FC dengan skor 4-0 lantaran Persipura dianggap Walk Out (WO).
Dapat Hukuman
Atas ulah tersebut, membuat Komdis PSSI memberikan hukuman ke Persipura. Mutiara Hitam dianggap melanggar regulasi Copa Indonesia pasal 27 poin enam huruf b.
Sehingga Persipura Jayapura mesti mengambalikan lagi bayaran pertandingan sepanjang keikutsertaan di Copa Indonesia 2009 ke Badan Liga Indonesia. Mereka juga dilarang berlaga di ajang ini selama dua musim.
"Komdis hanya menghukum Persipura di kompetisi Copa Indonesia saja, sedangkan untuk Liga Indonesia tidak ada masalah, dan tetap bisa ikut," kata Ketua Komdis PSSI Hinca Pandjaitan, Juli 2009.
Hukuman juga jatuh ke pemain Persipura Ernest Jeremiah dan Beto Goncalves dan dihukum serta denda uang hingga ratusan juta rupiah.
Susunan Pemain:
Sriwijaya FC (3-4-3): Ferry Rotinsulu, Charis Yulianto, Joel Tsimi, Ambrizal; Christian Warobay Toni Sucipto, Zah Rahan, Muhamad Nasuha; Anaoure Obiora, Keith Kayamba Gumbs, Ngon A Djam.
Cadangan: Budi Sudarsono, Mohammad Mauly Lessy, Benben Berlian, Oktavianus, Slamet Riyadi, Dede Sulaiman, Wijay.
Pelatih: Rahmad Darmawan (Indonesia).
Persipura Jayapura (3-5-2): Jendry Pitoy; Jack Komboy, Bio Paulin Pierre, Victor Igbonefo; Ricardo Salampessy, Eduard Ivakdalam, Imanuel Wanggai, David Da Rocha, Ian Kabes; Boaz Sollosa, Ernest Jeremiah.
Cadangan: Ardiles Rumbiak, Stevie Bonsapoa, Gerald Pangkali, Ferdiansyah, Yustinus Pae, Heru Nerly, Paulo Rumere.
Pelatih: Jacksen F. Tiago (Brasil).
Beginikah Rasanya Jadi Capo PSM Makasar?