Liga Italia

AC Milan dan Semua akan Pamer Bojo pada Waktunya

Jumat, 26 Juli 2019 17:06 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Jamie Squire/International Champions Cup via Getty Images
Pemain Bayern Munchen melakukan selebrasi setelah Leon Goretzka mencetak gol ke gawang AC Milan. Copyright: © Jamie Squire/International Champions Cup via Getty Images
Pemain Bayern Munchen melakukan selebrasi setelah Leon Goretzka mencetak gol ke gawang AC Milan.
Pembuktian AC Milan kepada Rival

Angel Correa masih belum resmi. AC Milan ada potensi untuk sekali lagi sakit hati mengingat Atletico Madrid bisa saja membatalkan transfer Correa mengingat Joao Felix baru saja menderita cedera di laga pramusim melawan Numancia, Sabtu (20/07/19).

Correa saat ini masih tergabung dalam skuat Atletico Madrid dalam tur pramusim. Batalnya Andre Silva ke AS Monaco dapat menjadi pertanda lain, meski AC Milan meyakinkan Correa tetap akan datang ke San Siro.

Cidro janji tegane kowe ngapusi (mengingkari janji teganya kamu berbohong)”. Itu petikan lagi ‘Pamer Bojo’ dari Didi Kempot yang mungkin akan dirasakan AC Milan jika nantinya Correa batal ke AC Milan.

Meski begitu, AC Milan pasti akan tetap punya jalan untuk pamer bojo kepada rivalnya. Melihat Inter Milan yang masih belum menang di pramusim dan mencak-mencak berburu Romelu Lukaku, AC Milan masih punya harapan.

Fiorentina lah yang justru memiliki posisi terbaik di antara Juventus, Inter Milan, dan AC Milan di ajang International Champions Cup (ICC) 2019.

Pada debutnya yang pahit usai menelan kekalahan 0-1 dari Bayern Munchen di CC 2019, Rabu (24/07/19), Marco Giampaolo melemparkan harapan kepada timnya, bukan sekadar rasa kesal dan kurang puas.

"Kekalahan ini membawa pelajaran yang berharga untuk kami. Penampilan AC Milan juga sangat mengesankan, saya percaya itu," ujar Giampaolo, seperti dilansir dari laman Football Italia.

"Tim kami saat ini sudah mempunyai kualitas, para pemain bisa dengan cepat mengerti kekurangan dan mereka segera belajar untuk memperbaikinya."

Setidaknya Paolo Maldini sebagai Direktur Teknik AC Milan terus gerak cepat mencari pemain baru dengan upaya tawar-menawar yang di luar nalar.

Ujung-ujungnya, AC Milan tetaplah ingin merasakan juara Serie A Italia yang terakhir dirasakan musim 2010/11. “Koyo ngene rasane wong nandang kangen (seperti ini rasanya orang menahan kangen), rino wengi atiku rasane peteng (siang malam hatiku rasanya gelap)”.

Tansah kelingan kepingin nyawang (masih teringat ingin melihat). Sedelo wae uwis emoh tenan (sebentar saja sudah tidak mau)”.

Pada akhirnya, AC Milan yang punya rencana jangka panjang berupa kesinambungan dan stabilitas tujuan besarnya adalah gelar juara semata.

Dan, AC Milan memulainya dari dapur pacu dengan keuangan yang sehat, belanja yang seimbang namun tidak mengurangi kebutuhan tim untuk menyasar kemenangan.

AC Milan terus berupaya berlari untuk selanjutnya mudah berjalan kaki, sesuatu yang pernah dialami Juventus di masa lalu dan kini telah memetik buah kesabarannya.

Tak perlu risau kalau rival punya pemain bintang untuk bersinar, karena jika sang rival pamer bojo anyar, AC Milan akan merayakannya dengan lagu-lagu patah hati yang melegakan hati.

“Nengopo seneng aku yen mung gawe laraku (kenapa suka aku kalau hanya menyakitiku), pamer bojo anyar neng ngarepku (memamerkan pasangan baru di depanku)”.

1