INDOSPORT.COM - Publik Sao Paulo mungkin akan selalu ingat laga 27 Maret 2011 saat Sao Paulo menghadapi Corinthians di salah satu derby terbesar dan paling panas di Brasil. Sao Paulo belum pernah menang dari 11 pertandingan terakhir mereka melawan rival beratnya tersebut.
Bermain di depan pendukungnya sendiri, Sao Paulo sangat membutuhkan kemenangan. Tanda-tanda itu pun terjadi di awal babak kedua saat Sao Paulo sudah unggul 1-0 ketika pemain sayap Fernandinho dijatuhkan di tepi kotak penalti Corinthians.
Seorang pemain pun melangkah maju mengambil tendangan bebas tersebut. Bukan seorang striker atau gelandang, melainkan kiper tim, Rogerio Ceni, yang mengambil tugas tersebut.
Rogerio Ceni, yang jadi sosok paling setia di Sao Paulo dan idola semua penggemar mereka saat itu telah mencetak 99 gol untuk klub.
Dia menempatkan bola, mengambil langkah ke samping untuk memeriksa posisi penjaga gawang, Korintus, dan kemudian mulai memasang kuda-kuda. Untuk pertama kalinya dalam laga itu, ada saat hening yang mematikan.
Bola pun ditendang melengkung ke atas dan melewati pagar betis, melengkung dan masuk dengan indah ke sudut paling atas dari jaring Corinthians.
Stadion pun bergemuruh dengan kegembiraan yang tak terkendali. Sebuah momen yang tak terlupakan. Tak hanya mengakhiri puasa kemenangan dalam derby spesial, di laga itu juga tercatat seorang kiper yang mampu mencetak gol ke-100 di persepakbolaan profesional.
Pada saat itu Rogerio Ceni sudah berusia 38 tahun. Namun hebatnya, ia masih bermain untuk empat setengah tahun ke depan.
Secara total, Rogério menghabiskan 25 tahun di Sao Paulo setelah tiba pada tahun 1990 pada usia 17. Dia menyelesaikan karier hebatnya dengan 1.238 penampilan untuk klub dan 132 gol yang menakjubkan.
Sebanyak 61 Gol dari tendangan bebas, 70 gol dari penalti dan satu berasal dari permainan terbuka.
Rekor Gila si 'One Club Man'
Catatan yang dimiliki Rogerio Ceni membuatnya menjadi kiper dengan catatan gol tertinggi dalam sejarah sepak bola dunia. Selain itu, ia juga menyisihkan Pele untuk menjadi pemain Brasil dengan penampilan terbanyak dalam satu klub.
Di sepanjang kariernya ini, Ceni memenangkan hampir semua yang bisa dimenangkan oleh Sao Paulo, termasuk gelar juara Serie A Brasil tiga musim beruntun, Copa Libertadores, dan Piala Dunia Antarklub (di mana ia dianugerahi pemain terbaik di turnamen).
Ceni adalah satu dari anggota 'One Club Man' di dunia sepak bola, sejajar dengan Ryan Giggs, Paolo Maldini, atau Fransesco Totti.
Lahir Berkat Mukjizat
Perjalanan Ceni yang luar biasa, bagaimana pun, hampir saja berakhir sebelum dimulai. Ketika ibunya mengandung dirinya, sang ibu disarankan oleh dokter untuk menggugurkan kandungan karena berisiko tinggi bagi keduanya.
Namun, Ibu Ceni memutuskan untuk tidak mengindahkan nasihat dokter dan Rogério lahir pada 22 Januari 1973 di negara bagian Parana, Selatan Brasil.
Pada usia muda, keluarga Ceni pindah ke Kota Sinop di Mato Grosso. Di tempat inilah Ceni diajarkan oleh sang ayah permainan sepak bola.
Rogerio mulai bermain di klub lokal Sinop FC. Pada awalnya ia berganti-ganti antara bermain sebagai kiper dan bek sayap tetapi pengaruh ayahnya, dan bakatnya yang dimiliki, ia akhirnya memilih fokus menjadi kiper.
Usai membela klub lokalnya, ia pun bergabung dengan klub profesional yang lebih besar, yakni Sao Paulo pada saat usianya 17 tahun. Ceni menghabiskan enam musim awalnya di Serie A Brasil sebagai kiper ketiga.
Pada 25 Juni 1993 Ceni melakukan debut tim pertamanya dengan kemenangan 4-1 melawan CD Tenerife untuk kejuaraan persahabatan Trofeo Ciudad de Santiago de Compostela.
Pada tahun berikutnya ia menjadi starter di Copa CONMEBOL dan tampil di semua pertandingan saat timnya dinobatkan sebagai juara.
Pada musim 1997, setelah Zetti yang legendaris pindah ke Santos FC, Ceni terpilih sebagai penggantinya. Pada 14 Juli 2005, Ceni adalah kapten Sao Paulo ketika tim memenangkan Copa Libertadores 2005 yang ketiga untuk klub.
Dua minggu kemudian, dalam pertandingan melawan Clube Atlético Mineiro, ia memecahkan rekor penampilan terbanyak untuk tim, dengan 618 pertandingan - ia mengenakan jersey peringatan khusus yang memiliki angka "618" tercetak di bagian belakang.
Pada tanggal 25 Juli tahun berikutnya, ia mencetak penalti melawan tim Meksiko C.D. Guadalajara
Dari 2005-07, ia mencetak 47 gol yang mencengangkan di semua kompetisi jika digabungkan. Saat itu klub memenangkan dua kejuaraan nasional dan Piala Dunia Antarklub FIFA 2005.
Di kompetisi terakhir, ia menjaringkan gol di semifinal melawan Ittihad FC (3-2), melalui tendangan penalti. Ceni pun terpilih sebagai Man of the match di final melawan Liverpool, serta MVP turnamen.
Gaya Bermain 'Nyeleneh'
Sebagai seorang kiper, Ceni merupakan spesialis bola mati untuk timnya. Ceni adalah pengambil resmi tendangan bebas dan penalti untuk Sao Paulo dari tahun 1997 hingga pensiun, suatu periode waktu di mana ia mencetak 131 gol.
Selain memiliki set-piece yang akurat, serta distribusi dan kemampuan dengan bola di kakinya yang bagus, Ceni juga dikenal sebagai penjaga gawang dan penghenti tembakan yang sangat baik.
Ceni juga menonjol berkat fisik dan umurnya yang panjang di sepak bola. Ceni dikenal karena mampu menghasilkan penyelamatan brilian, seperti yang ada di final Kejuaraan Dunia Klub FIFA 2005, yang membuat Sao Paulo mengalahkan Liverpool 1-0.
Sampai saat ini ia dianggap sebagai salah satu penjaga gawang terbaik Brasil. Hanya karena dirinya yang tak bermain di Eropa maka namanya kalah pamor dari Nelson Dida atau Julio Cesar.