INDOSPORT.COM – Tertinggal 0-1 dari Persija Jakarta membuat PSM Makassar perlu mencari cara untuk membalikan keadaan dalam leg kedua final Kratingdaeng Piala Indonesia pada Minggu (28/07/19) di Stadion Andi Mattalata.
Di leg pertama lalu, PSM Makassar nyaris berhasil membawa pulang modal berharga dengan menahan imbang Persija Jakarta di Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Tapi sayang gol di menit-menit akhir dari Ryuji Utomo membuat jarak Persija dan PSM menjadi terpisah sejauh satu gol.
Kini PSM Makassar dihadapkan tugas berat guna membalikan keadaan dari Persija Jakarta dalam leg kedua final Kratingdaeng Piala Indonesia. Sekadar info, hadiah bagi pemenang Kratingdaeng Piala Indonesia berhak bermain di Piala AFC musim depan.
Oleh karena itu, baik Persija Jakarta ataupun PSM Makassar, dipastikan bakal tampil habis-habisan guna meraih gelar juara Kratingdaeng Piala Indonesia.
Dengan kondisi sedang tertinggal, sekiranya cara apa yang akan dilakukan PSM Makassar untuk membalikan keadaan atas Persija Jakarta di leg kedua final Kratingdaeng Piala Indonesia?
All Out Attack
Dalam partai hidup mati, mau kalah 0-1 ataupun 0-10 itu sama saja karena tetap gagal juara. Oleh karena itu, melihat laga di Stadion Andi Mattalata adalah partai hidup mati, seyogyanya pelatih PSM, Darije Kalezic bakal menginstruksikan strategi all out attack atau serangan habis-habisan.
Lebih baik lagi jika all out attack sudah diamalkan sejak detik pertama wasit meniup peluit. Pasalnya andai PSM Makassar berhasil mencetak gol cepat yang menyamakan agregat, jalannya pertandingan akan berubah dengan Persija Jakarta mau tidak mau harus keluar menyerang.
Dengan Persija Jakarta keluar menyerang, itu akan menciptakan celah di lini belakang Macan Kemayoran yang bisa dimanfaatkan oleh strategi all out attack PSM Makassar. Sebagai penonton netral tentu jalannya laga akan menjadi sangat menghibur karena kedua tim saling jual beli serangan.
Demi mengaplikasikan all out attack, Darije bisa menginstruksikan duo bek sayap, Asnawi Mangkualam dan Benny Wahyudi untuk melakukan overlapping sehingga pertahanan Persija akan terkurung.
Dari area tengah lapangan, Rizky Pellu atau Rasyid Bakri dengan mobilitas tinggi ditunjang etos kerja kersanya, bisa dijadikan motor serangan menggantikan Wiljan Pluim yang masih fifty-fifty untuk tampil. Tapi ada satu kelemahan dari strategi all out attack yaitu serangan balik.