Mencari Cara PSM Makassar Meredam Persija di Leg Kedua Final Kratingdaeng Piala Indonesia
Seperti yang kita tahu, Persija Jakarta memiliki pemain-pemain bertalenta tinggi seperti Riko Simanjuntak yang berkecepatan tinggi, Bruno Matos yang sangat skillful, serta Marko Simic yang punya finishing kelas satu. Itu semua adalah atribut yang sangat kompatibel untuk counter attack.
Bisa dibayangkan andai PSM Makassar melakukan all out attack dan Persija Jakarta sukses mendapatkan bola, maka itu akan menjadi ancaman yang sangat serius bagi Juku Eja.
Riko Simanjuntak akan berlari kencang mengejar umpan terobosan, Bruno Matos akan menari-nari samba dan Marko Simic sudah menunggu di depan gawang untuk memberikan tembakan terbaiknya. Maka, apa solusi bagi PSM untuk mengatasi ini?
Taktik offside dapat menjadi obat penawar dari betapa gilanya serangan balik cepat ala Persija Jakarta. Dibutuhkan koordinasi yang sangat solid dari Aaron Evans dan Abdul Rahman untuk menjebak penyerang Persija Jakarta sehingga dapat terkena offside.
Terdengar sulit, tapi rasanya itu adalah satu-satunya cara untuk membatalkan serangan balik kilat Persija dengan offside. Selain offside, ada satu cara lagi yang bisa membuat Persija Jakarta semakin merana di Makassar nanti.
Pancing Emosi
Yaitu, memancing emosi para pemain Persija Jakarta yang terbukti bisa disulut seperti dalam laga melawan Persib Bandung. Pemain yang mendapatkan kartu merah saat itu adalah Novri Setiawan.
Padahal, hanya masalah sepele tapi Novri Setiawan dengan emosi yang sudah naik ke ubun-ubun, melakukan tindakan tak terpuji sehingga mendapat ganjaran kartu merah.
Akibatnya dalam laga itu, Persib Bandung sukses menyamakan kedudukan setelah sempat tertinggal. Di tim PSM Makassar, ada Ferdinand Sinaga yang boleh dikatakan merupakan Diego Costa-nya Indonesia.
Memiliki determinasi tinggi, penyelesaian akhir yang berkelas, tapi bertemperamen tinggi, adalah benang merah yang membuat Diego Costa dan Ferdinand Sinaga begitu mirip.
Bisa dibayangkan andai Ferdinand Sinaga memancing amarah misalnya Marko Simic sehingga harus dikartu merah. Itu akan menjadi sebuah kerugian yang sangat besar bagi Persija Jakarta dalam partai final esok hari.
Tapi tentu tugas memancing emosi jika bisa tidak hanya dibebankan pada Ferdinand Sinaga seorang, seluruh komponen tim perlu ikut ambil bagian dalam taktik itu. Terdengar licik tapi sebenarnya itu juga beresiko bagi PSM karena bisa jadi itu akan menjadi senjata makan tuan.
Satu hal yang pasti, duel PSM Makassar vs Persija dalam leg kedua final Kratingdaeng Piala Indonesia sangat layak untuk disaksikan karena akan terjadi perang taktik yang sangat memanjakan mata.