INDOSPORT.COM - Persija Jakarta akhirnya buka suara terkait keadaan yang sesungguhnya yang mereka rasakan selama berada di Makassar. Baginya semua kejadian yang menimpa Persija adalah ketidak becusan Panitia Pelaksana PSM Makassar dalam menjalankan pertandingan.
Persija Jakarta memang mendapat perlakuan kurang mengenakan dalam melakoni leg kedua babak final Kratingdaeng Piala Indonesia 2018. Tim Macan Kemayoran mendapat intimidasi selama berada di Makassar.
"Saya perlu klarisifikasi apa yang terjadi dan seperti apa pada waktu batal nya leg kedua tgl 28 kemarin. Pertama bahwa Persija menganggap satu poin penting dari batal ya adalah menurut kami ketidakcakapan panitia penyelengga saat menjamu kami," ucap Ferry Paulus di Kantor Persija Jakarta kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Bagi Ferry apa yang terjadi di Makassar itu adalah jauh dari unsur fair play dan tekanan yang wajar dalam sepak bola. Menurutnya apa yang diterima Persija selama di Makassar jauh dari kata wajar.
"Banyak hal yang ranah fairplay dalam sepakbola pressure secara visual melalui spanduk. Temen-temen juga lihat dan beredar dimana seperti petasan jam 00:00 dan setengah 2 malam ada pengendara motor intinya untuk mempressure kita," jelas pria yang kerap disapa FP ini.
Namun meski begitu, puncak dari kekecewaan Persija adalah ketika bus yang mereka tumpangi mendapat serangan timpukan dari oknum suporter PSM Makassar. Hal ini menjadi puncak kekecewaan Persija Jakarta.
"Pada titik itu Persija awalnya tidak ambil pusing. Mereka masih rilex dan istirahat dengan baik. Namun saat official triining ini yang menimbulkan tidak kenyamanan dan itu menyebabkan ingin tidak bertanding pada tanggal 28," tutup pria asal Manado ini.
Seperti diketahui akibat insiden ini, leg kedua babak final Piala Indonesia 2018/19 antara PSM Makassar vs Persija Jakarta harus ditunda. Laga yang seharusnya belangsung pada 28 Juli lalu menjad tanggal 6 Agustus mendatang.