INDOSPORT.COM - Persija Jakarta melalui CEO Ferry Paulus membantah kabar yang beredar bahwa mereka menolak pengawalan dari kepolisian selama berada di Makassar. Dia mengaku pihaknya mereka tak mendapat pengawalan ketika menggelar official training (OT) di Stadion Andi Mattalatta, Sabtu (27/7/19).
Karena tidak adanya pengawalan ini, nasib nahas dialami tim Persija. Mereka dilempari batu oleh oknum suporter, bahkan akibat serangan tersebut membuat kaca bus yang ditumpangi pecah dan melukai dua penggawa pemain, yakni Ryuji Utomo dan Marko Simic.
Dengan kejadian ini, pihak Polda Sulawesi Selatan sejatinya sudah mengajukan diri untuk melakukan pengawalan ketika Persija Jakarta berlatih. Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes Pol. Dicky Sondani, mengklaim pihak Persija-lah yang menolak untuk dikawal.
Pernyataan inilah yang dibantah oleh CEO Persija Jakarta, Ferry Paulus. Dia dengan tegas menyebutkan bahwa pihak kepolisian telah keliru.
"Saya tidak tahu itu informasi dari mana yang menyatakan Persija tidak ingin ada pengamanan dari pihak kepolisian. Saya pikir itu keliru, apalagi sudah ada kejadian di mana ada tekanan dari oknum tertentu dengan adanya petasan," ucap Ferry, Selasa (30/7/19).
Memang Persija selama di Makassar mendapat beberapa teror. Dari petasan di sekitar hotel tim menginap hingga suara bising sepeda motor yang mengganggu waktu istirahat para pemain menjelang laga final Kratingdaeng Piala Indonesia 2018/19.
"Kemudian juga menekan kami dengan kendaraan bermotor jumlahnya sangat banyak dan mengindikasikan bahwa ada sesuatu sewaktu kami berada di sana. Sudah jelas dengan kondisi itu mustahil jika kami tidak menginginkan adanya pengamanan ekstra," cetus Ferry Paulus.
Kapan Lagi Nyuruh Marc Klok Bikin Kopi