INDOSPORT.COM - Striker Timor Leste, Paulo Domingos Gali da Costa Freitas, tengah menjadi sorotan karena dugaan pencurian umur di ajang Piala AFF U-15 2019.
Timor Leste tampil mengejutkan di kompetisi Piala AFF U-15 setelah mampu mengalahkan Myanmar 3-1 dan Filipina 7-1 di dua laga awal. Timnas Indonesia pun harus bersusah payah untuk bisa menahan imbang mereka dengan skor 1-1.
Namun, perjalanan Timor Leste tercoreng dengan kasus dugaan pencurian umur yang dilakukan terkait pemainnya Paulo Freitas.
Ada sejumlah bukti yang menguatkan dugaan tersebut. Dua di antaranya adalah data di situs Transfermarkt dan unggahan Instagram pribadi Freitas.
Pada unggahan instagram Freitas terdapat bukti yang memperlihatkan bahwa ia telah membela Timor Leste di level senior. Dalam sebuah unggahannya pada 18 Maret 2019, Paulo memajang momen kala bermain di Piala AFF 2018.
Kasus pemalsuan dokumen pemain sangatlah dilarang di sepak bola. Namun dalam praktiknya, banyak kasus-kasus serupa yang terjadi. Timor Leste sendiri sebelumnya pernah dihukum karena kasus serupa.
Termasuk Timor Leste, berikut tiga kasus pemalsuan dokumen pemain paling heboh di dunia sepak bola.
1. Gangwon FC (Korea Selatan)
Tim sepak bola Korea Selatan, Gangwon FC pernah menghadapi hukuman dari FIFA setelah melakukan pemalsuan dokumen transfer salah satu mantan pemain asing mereka, Edgar Pacheco, yang datang beberapa tahun lalu.
Dilansir dari Yonhap Agency, komite disiplin FIFA mengadakan pertemuan untuk meninjau kesalahan Gangwon pada transfer Pacheco, Maret 2016. Dari penyelidikan, ditemukan bahwa pihak Gangwon memalsukan tanda tangan dari FC Juarez, mantan klub Pacheco, dalam dokumen transfer yang dikirim ke FIFA.
Berdasarkan aturan, FIFA dapat memberlakukan larangan transfer di Gangwon untuk jangka waktu tertentu, bersama dengan denda uang yang besar.
2. Timnas U-16 Irak
Timnas Irak U-16 pernah tersandung masalah kasus pencurian umur. Pada Juli 2018 lalu, sebanyak 12 pemain Timnas U-16 Irak ditahan otoritas bandara Baghdad.
Petugas bandara menaruh kecurigaan kepada 12 pemain lantaran menemukan ketidakcocokan antara penampilan dengan data-data di paspor milik mereka.
Sebanyak 12 pemain tersebut yang tergabung dalam anggota skuat Irak U-16 awalnya dijadwalkan terbang ke Yordania untuk mengikuti turnamen kelompok umur Federasi Sepak Bola Asia Barat (WAFF).
Kasus pencurian umur di sepak bola Irak bukanlah hal baru. FIFA sendiri mengakui bahwa kasus pencurian umur di sana telah berlangsung sejak 2011 lalu dan tak pernah diselesaikan secara serius oleh federasi sepak bola setempat.
3. Timor Leste
Pada 2017 lalu, sepak bola Timor Leste ternyata pernah mendapat sebuah hukuman yang terbilang parah dari Federasi Sepak Bola Asia (AFC) karena masalah pemalsuan dokumen pemain. Kasus tersebut bisa dibilang paling kelam dalam sejarah sepak bola Timor Leste.
Hukuman ini disebabkan adanya pemalsuan dokumen dari sejumlah pemain naturalisasi yang dilakukan Federasi Sepakbola Timor Leste (FFTL). Dalam penyelidikannya AFC, mereka menemukan fakta terdapat 12 pemalsuan dokumen pemain naturalisasinya.
Seluruh pemain yang dianggap memiliki data palsu oleh AFC adalah Ramon de Lima Saro, Paulo Helber Rosa Ribeiro, Diogo Santos Rangel, Rodrigo Sousa Silva, Patrick Fabiano Alves Nobrega Luz, Paulo Cesar da Silva Martins, Jairo Pinheiro Palmeira Net, Felipe Bertoldo do Santos, Junior, Aparecido Guimaro de Souza, Jaime Celestino Dias Braganca, Heberty Fernandes de Andrade, dan Thiago dos Santos Cunha.
Parahnya lagi, Timnas Timor Leste telah menggunakan para pemain ilegal ini sebanyak 29 pertandingan. Bahkan dalam satu pertandingan internasional setidaknya terindikasi ada lima pemain ilegal yang diturunkan Timor Leste.