INDOSPORT.COM – Ada dilema besar yang sedang dihadapi Persija Jakarta saat ini jelang duel melawan Arema FC dalam lanjutan Liga 1 2019 yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, pada Sabtu (03/08/19).
Dilema itu adalah apakah harus bermain dengan kekuatan penuh melawan Arema FC atau menyimpan kekuatan untuk laga final Kratingdaeng Piala Indonesia yang akan berlangsung 3 hari kemudian. Di laga final itu sendiri, Persija sudah ditunggu oleh PSM Makassar.
Meski telah mengantongi keunggulan di leg pertama dengan skor 1-0, Persija Jakarta patut mawas diri dalam leg kedua final Piala Indonesia. Pasalnya hanya dengan skor 2-0 saja dalam laga yang akan berlangsung di Stadion Andi Mattalata, maka Persija akan kehilangan gelar.
Tapi di sisi lain, melawan Arema FC di Liga 1 2019 merupakan sebuah laga yang sangat sayang untuk dilewatkan. Selain dikarenakan tidak ingin mengecewakan Jakmania, tentu ada urgensi Persija untuk segera keluar dari zona degradasi.
Persija saat ini tengah berada di peringkat ke-17 dengan perolehan 6 poin saja dari hasil 7 pertandingan. Meski Persija Jakarta menyimpan tabungan laga yang begitu banyak, tetap saja menjadi juara bertahan yang berada di papan bawah bukanlah kewajaran.
Untuk itu duel lawan Arema FC seyogyanya dapat Persija Jakarta jadikan sebagai laga untuk momen kebangkitan. Masalahnya dengan jeda tiga hari dengan final Piala Indonesia, rasanya akan sangat beresiko untuk bermain dengan sangat serius di dua laga itu.
Berkaca dari pengalaman PSM Makassar saat bertanding Bali United kemarin, mereka tetap tampil seperti ksatria yang bermain dengan kekuatan penuh lawan Bali United. Maka, apakah Persija berani tampil bak ksatria lawan Arema FC layaknya PSM?