INDOSPORT. COM - Persija Jakarta dan PSM Makassar, sepertinya akan menciptakan sebuah rivalitas baru di jagat sepak bola Indonesia.
Nama Persija Jakarta dan PSM Makassar belakangan memang sedang mencuri perhatian publik. Keduanya baru saja saling sikut di partai final Kratingdaeng Piala Indonesia 2018/19.
Kubu PSM Makassar lantas jadi pihak yang berpesta. Pada laga leg kedua, Selasa (6/8/19) lalu, PSM Makassar menang 2-0 atas Persija Jakarta, dan berhak atas gelar juara Piala Indonesia lantaran unggul agregat 2-1.
Kondisi laga yang dihelat di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, tampak begitu damai. Tak ada lagi cerita rusuh ataupun aksi anarkis seperti beberapa waktu lalu yang sempat membuat laga final leg kedua ditunda.
Namun, bila menjauh dari Kota Makassar, tepatnya Jakarta, iklim yang tercipta justru sangat memanas. Sebuah insiden kericuhan terjadi kala kelompok suporter PSM Makassar se-Jabodetabek, Gue PSM, menggelar acara nonton bareng di salah satu kafe bilangan Tebet, Jakarta Selatan.
Acara nonton bareng awalnya berjalan lancar-lancar saja. Bahkan ada pula puluhan The Jakmania yang turut hadir dan memeriahkan suasana nonton bareng.
Sayangnya, ketika laga telah berakhir, tiba-tiba ada lemparan batu yang mengarah ke dalam kafe. Bahkan, lemparan batu tiba-tiba disusul dengan tembakan petasan yang mengancam keselamatan para anggota Gue PSM.
"The Jakmania yang tadinya ikut nonton bareng juga ikut melempari kami," ujar Ketua Gue PSM, Rio Verieza, melalui sambungan telpon kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Rabu (7/8/19).
"Kalau asumsi kami yang melakukan penyerangan pasti (oknum) suporter Persija Jakarta karena kalau dilihat dari momen dan kepentingannya tidak mungkin orang lain," tambah Rio.
Insiden yang akhirnya dapat diredakan oleh para personel kepolisian, ternyata tak hanya berhenti sampai di situ. Ketika anggota Gue PSM dalam perjalanan pulang, ada sejumlah terduga oknum The Jakmania yang melakukan penculikan dan penganiayaan.
"Kepalanya diinjak ke trotoar, dipukulin, terus diperiksa jok motornya ada jersey PSM. Diancam suruh bakar jersey kalau mau aman. Akhirnya mau tidak mau dibakar jersey-nya, karena yang mengeroyok itu delapan orang," kata Rio.
"Si korban ini melihat beberapa pelaku memakai baju The Jakmania Gandaria, mereka pakai atribut itu. Dari situlah kami berasumsi bahwa ini jelas oknum The Jakmania," lanjutnya.