Liga Indonesia

Pasca Kalah Telak 0-4 Lawan Arema FC, Bonek Tuntut Manajer Persebaya Mundur

Jumat, 16 Agustus 2019 03:29 WIB
Penulis: Fitra Herdian Ariestianto | Editor: Coro Mountana
© Fitra Herdian/Indosport.
Presiden Persebaya, Azrul Ananda menemui Bonek yang kecewa timnya kalah telak lawan Arema FC, Kamis (15/8/19). Copyright: © Fitra Herdian/Indosport.
Presiden Persebaya, Azrul Ananda menemui Bonek yang kecewa timnya kalah telak lawan Arema FC, Kamis (15/8/19).

INDOSPORT.COM – Kekalahan telak Persebaya Surabaya 0-4 ketika melawan Arema FC pada lanjutan Shopee Liga 1 2019, pada Kamis (15/8/19) kemarin berbuntut panjang.

Ratusan suporter Persebaya, Bonek langsung mendatangi kantor Bajul Ijo di Surabaya Town Square (Sutos). Kedatangan Bonek ini menginginkan manajer Candra Wahyudi dan Nanang Priyanto mundur dari jajaran manajemen.

Menurut Bonek perubahan jajaran manajemen dapat membuat performa Bajul Ijo kembali lagi. Aksi tuntutan Bonek yang mereka lakukan di Sutos dimulai pada pukul 21.30 WIB pada Kamis (15/8/19) kemarin.

Sejumlah spanduk berisi keinginan mereka agar Candra Wahyudi dan Nanang Priyanto mundur dipasang pada bagian depan kantor Persebaya.

Sementara itu Kasitipol Polrestabes Surabaya, Kompol Lukito memberikan kronologi kejadian perihal Bonekmania yang mendatangi kantor Persebaya di Sutos.

"Jadi Bonek pukul 21.00 satu persatu berdatangan, dan semakin banyak," katanya.

"Intinya datang karena tidak puas dengan pertandingan tadi sore, antara Persebaya dengan Arema. Mereka ingin mengkritisi manajemen," kata Lukito, Kamis 15 Agustus 2019 malam. 

Lebih lanjut, geramnya Bonekmania tidak hanya karena kekalahan telak 0-4 lawan Arema FC. Melainkan Candra Wahyudi dan Nanang Priyanto diyakini mereka merupakan orang Malang.

Hal ini diketahui setelah adanya beberapa foto KTP Candra Wahyudi dan Nanang yang kelahiran Malang.

"Ya mereka melihat berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan di sosial media," lanjut Lukito.

Beruntung aksi aspirasi Bonek yang mereka lakukan di kantor Persebaya Surabaya ini tidak terjadi kericuhan.

"Tidak ada kericuhan, hanya dorong-dorong saja, dan pernyataan sikap saja yang kurang sinkron untuk menuntut manajemen candra dan nanang untuk out itu belum ada titik temu," ujar dia.