INDOSPORT.COM - Bintang Manchester United, Alexis Sanchez menjadi rebutan empat klub sepak bola asal Italia usai menegaskan tak betah berada di Old Trafford.
Alexis Sanchez mengalami penurunan performa sejak pindah dari Arsenal ke Manchester United. Pemain sepak bola asal Chile tersebut akhirnya mengaku tak betah dan ingin segera hengkan sebelum bursa transfer musim panas 2019 di Eropa ditutup pada 2 September 2019 mendatang.
Dilansir dari Metro Sports, masa depan pelik yang dihadapi Sanchez di Manchester United ini telah mengundang minat dari empat klub Serie A Italia. Juventus, Napoli, AC Milan dan Inter Milan dilaporkan adalah empat klub yang tertarik untuk meminjam Alexis Sanchez.
AC Milan pun menjadi klub terdepan lantaran masih membutuhkan amunisi gelandang bertipe sayap.
Kedatangan Alexis Sanchez tentunya bisa meningkatkan kekuatan AC Milan musim depan. Namun, di balik itu, ada pula dampak negatif yang bisa ditimbulkan.
Sayap Cepat Penyumbang Banyak Gol
Performa Alexis Sanchez di Manchester United menurun drastis ketimbang saat ia main di Arsenal. Namun begitu, ia tetaplah salah satu penyerang sayap terbaik di Eropa.
Walau kurang bersinar di Man United, Sanchez terbukti tetap tajam di Chile. Penyerang tim nasional Chile, Alexis Sanchez, mencetak gol penentu kemenangan 2-1 atas Ekuador dalam laga penyisihan Grup C.
Nama Alexis Sanchez melambung usai penampilan impresifnya bersama Udinese. Selama bermain di Udinese ia mencetak 21 gol dan 20 assist dari 112 pertandingan.
Penampilan ini membawanya hijrah ke Spanyol untuk memperkuat Barcelona. Di Camp Nou penampilannya juga tak mengecewakan dengan mencetak 47 gol serta 35 assist dari 141 pertandingan.
Ia pun mendapatkan status legendanya di Arsenal berkat 166 penampilan dan catatan 80 gol serta 45 assist.
Sebagai penyerang sayap, Sanchez bisa dimainkan di posisi sayap kiri maupun kanan. Di dua posisi ini ia main sama baiknya.
Di posisi kiri, ia mencetak 50 gol dan 38 assist dari 156 pertandingan. Sementara di sayap kanan, ia menciptakan 50 gol dan 43 assist dari 153 laga.
Bahkan, Sanchez juga bisa dimainkan di posisi penyerang tengah dengan catatan statistik 30 gol dan 16 assist dari 53 laga.
Jelas ini sebuah keuntungan bagi AC Milan. Marco Giampaolo akan mendapat banyak pilihan di lini depan. Tak hanya mahir mencetak gol, Sanchez pun terbukti pemberi assist yang andal.
Terbentur Taktik Giampaolo
Sanchez telah membuktikan dirinya adalah seorang penyerang serba bisa. Namun, keberadaannya di AC Milan terancam terbentur taktik pelatih Marco Giampaolo.
Giampaolo hampir dipastikan bakal menggunakan strategi formasi 4-3-1-2. Dengan formasi ini, peran pemain sayap pun otomatis akan tereduksi.
Sebagai contoh, Milan kini tak lagi menjadikan Suso sebagai penyerang sayap. Giampaolo lebih suka menempatkan pemain Spanyol itu sebagai trequartista.
Jika harus dimainkan, ada kemungkinan peran Alexis Sanchez akan berkurang. Jika pada akhirnya bergabung, posisi terbaiknya di bawah Giampaolo adalah penyerang tengah untuk diduetkan dengan Piatek.
Sanchez mungkin mampu menjalankan peran ini. Namun, tentu saja tak sebagus saat ia bermain di posisi flank.
Selain faktor taktik, ada hal lain yang bisa mengancam kesuksesan karier Sanchez di AC Milan, yakni cedera.
Penampilan Sanchez di Man United menjadi tak konsisten karena diganggu oleh cedera. Alhasil ia kerap menghiasi bangku cadangan The Red Devils.
Pada musim lalu saja ia hanya tampil di 27 laga di semua kompetisi yang mana sebagian besar berangkat dari bangku cadangan. Dari 27 laga ia hanya mencetak dua gol dan empat assist.
Milan mesti mewaspadai riwayat cedera Sanchez jika tak ingin peminjaman atau pun pembeliannya nanti berakhir sia-sia.