INDOSPORT.COM - Tiga kelompok suporter Sriwijaya FC yang memboikot dukungan di laga kandang Liga 2 2019 melawan Cilegon United, Rabu (28/8/19). Hal ini membuat tribun di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, pun sunyi.
Pelatih Kepala Sriwijaya FC, Kas Hartadi, pun angkat bicara soal ini. Sang arsitek tak terlalu paham kenapa suporter menghentikan dukungan ke Ambrizal dan kawan-kawan.
"Dia hanya berharap suporter bisa kembali hadir di Stadion memberikan dukungan buat Sriwijaya FC. Kami berharap di laga kandang berikutnya suporter bisa kembali hadir lagi," katanya.
Kas mengakui, jika ada yang kurang dari euforia kemenangan Laskar Wong Kito dari Cilegon United 3-0. Biasanya, setiap pertandingan ada nyanyian dukungan ke punggawa Sriwijaya FC.
Jika terjadi gol, stadion bergemuruh. Tapi, di laga melawan Cilegon United tidak begitu terasa.
"Kami berharap, semua masalah bisa terselesaikan, dan suporter kembali berikan dukungan dengan Sriwijaya FC," harap pelatih asal Solo ini.
Seperti diketahui sebelumnya, Pembina Ultras Palembang Qusoi mewakili kedua kelompok suporter lainnya, menjelaskan, jika ada beberapa alasan suporter boikot nonton Sriwijaya FC di kandang, seperti aturan 3 suporter tak boleh main giant flag.
"Dulu rapat dengan manajemen, keamanan dan panpel boleh kibarkan giant flag asal pakai stik pancing, tapi kenyataannya stik pancing disita di pintu masuk," jelasnya.
Kameramen dan potograger dari suporter tak boleh turun mengambil video atau foto koreo yang mereka tampilkan.
"Red flare dan smoke bomb tidak boleh dinyalakan, tapi tak pernah dijelaskan kapan boleh dinyalakan," jelasnya.
Tribun Utara dan Selatan tak boleh pasang spanduk dan banner di tiang bendera.
"Katanya suporter bagian dari tim, tapi supporter tak pernah dianggap, share hukuman komdis oleh Manajer Hendri Zainuddin di Instagram, yang buat kegaduhan antar suporter & orang awam," katanya.