INDOSPORT. COM - Perekrutan Alexandre Reame Xandao di bursa transfer paruh musim Liga 1 2019, sepertinya bisa menjadi tanda kalau Persija Jakarta kini harus mulai move on dari mantan bintangnya terdahulu, Jaimerson.
Sebuah pergerakan ciamik telah dilakukan Persija Jakarta pada bursa transfer paruh musim Liga 1 2019. Klub berjuluk Macan Kemayoran pada Jumat (30/08/19) kemarin resmi memperkenalkan bek asing anyarnya, Alexandre Reame Xandao.
Kedatangan Xandao menuntaskan kebutuhan Persija Jakarta akan sosok bek asing anyar. Sebelumnya, Persija Jakarta melepas bek asing asal Prancis, Steven Paulle, dan kehilangan itu kini sudah terpenuhi berkat kehadiran Xandao.
Kalau diterka lagi, kedatangan Xandao mungkin saja akan memiliki makna yang lebih dalam. Xandao bisa menjadi sosok yang membuat Persija Jakarta beranjak dari kenangan tentang Jaimerson.
Kembali ke tahun 2018 lalu, Persija Jakarta memang dipenuhi gemerlap prestasi. Persija Jakarta mampu meraih dua trofi sekaligus, yakni Piala Presiden 2018 dan juga Liga 1 2018.
Khusus capaian trofi Liga 1 2018, kegemilangan Persija Jakarta tak lepas oleh peran apik bek asingnya, Jaimerson. Direkrut pada awal musim dari klub kasta kedua Brasil, Santa Cruz, Jaimerson mampu membuat pertahanan Persija Jakarta tampak begitu kokoh.
Jaimerson sukses membuat Persija Jakarta menjuarai Liga 1 2018 dengan status pertahanan terbaik. Pada akhir musim, Persija Jakarta hanya kebobolan 36 gol, atau yang paling sedikit di antara peserta Liga 1 2018 lainnya.
Perannya sebagai bek tengah bahkan tak hanya sekedar untuk mengawal pertahanan saja. Jaimerson cukup rutin membukukan skor dengan koleksi tujuh gol.
Xandao lantas punya potensi untuk mengulangi kecemerlangan Jaimerson tadi, atau bahkan melebihinya. Xandao punya rekam jejak karier serupa seperti Jaimerson, yakni datang ke Persija Jakarta setelah membela klub kasta kedua Brasil (Guarani).
Soal status kewarganegaraan, Xandao dan Jaimerson sama-sama berasal dari Brasil. Gaya permainannya pun kurang lebih akan mirip, yakni bek tengah yang mengandalkan kekuatan fisik mumpuni khas sepak bola Amerika Selatan.
Menjadi cukup berbeda, jam terbang Xandao di kancah sepak bola tampak lebih cemerlang ketimbang Jaimerson. Xandao pernah memperkuat sejumlah klub top Eropa, seperti Sporting Lisbon, Kuban Krasnodar, Anzhi, Cercle Brugge, dan Sporting Gijon.
Sedangkan Jaimerson, satu-satunya pengalaman di Eropa tercipta pada musim 2013/14 lalu. Kala itu, Jaimerson selama kurang lebih setahun membela klub gurem Portugal, CD Nacional.
Soal postur badan, perawakan Xandao sepertinya juga lebih menjanjikan. Xandao diberkahi postur menjulang 193 cm, sementara Jaimerson hanya 183 cm.
Memang penjabaran di atas cuma sebatas perkiraan dan penggambaran secara umum saja. Xandao masih perlu pembuktian kualitas lagi, agar dirinya memang benar-benar pantas membuat Persija Jakarta melupakan Jaimerson.