INDOSPORT.COM - Mauro Icardi perlahan mundur. Perjalanannya bersama Inter Milan telah berakhir. Paris Saint-Germain (PSG) menyambutnya dengan tangan terbuka. Rugikah Inter Milan melepas Icardi?
Usai sudah saga transfer Icardi. Striker asal Argentina itu resmi berlabuh ke PSG, Selasa (03/09/19) WIB, dengan status pinjaman sampai 30 Juni 2020.
Drama antara Inter Milan dan Icardi telah berlangsung sejak awal tahun 2019. Semua berawal dari pertikaian Ivan Perisic dan Mauro Icardi karena pernyataan Wanda Nara di salah satu program televisi.
Jurnalis Il Giornale, Franco Ordine, menyebut Perisic mengamuk kepada Icardi sebab Wanda Nara mencampuri urusannya soal rumor transfer ke Arsenal.
Ruang ganti Inter Milan semakin memanas dengan bocornya kabar Wanda menuntut kenaikan gaji Icardi sebanyak dua kali lipat jika ingin ada perpanjangan kontrak dengan suaminya tersebut.
“Wanda Nara ingin kenaikan gaji untuk Icardi dua kali lipat. Namun klub berencana menolaknya. Saat ini hubungan keduanya memanas,” seperti dikutip dari media olahraga Fedenerazzura.
Sejak saat itu, Icardi mulai dirumorkan bakal pindah. Namun, tarik-ulur terus terjadi. Icardi sejatinya masih mencintai Inter Milan, tetapi Nerrazzuri berkata sebaliknya.
Pelatih anyar Inter Milan, Antonio Conte, mengatakan tidak akan memasukkan Icardi dalam skuatnya. Ya, Conte sudah punya yang lain, Romelu Lukaku dan Alexis Sanchez.
Icardi digantung, diberi harapan dengan nomor punggung 7 yang penuh kutukan, sampai perlahan-lahan harus mundur. Mundur alon-alon kalau kata Nella Kharisma dalam lagu terbarunya.
“Aku ngalah (aku mengalah), dudu mergo aku wes ra sayang (bukan karena aku sudah tidak sayang). Aku mundur (aku mundur), dudu mergo tresnoku wes ilang (bukan karena rasa sayangku telah hilang)”.
Wanda telah meminta belas kasihan Conte akan bisa memainkan Icardi. Mantan kapten Inter Milan itu sudah rela nomor punggungnya diambil. Tapi tetap saja, ia harus perlahan pergi, mundur alon-alon.
"Mauro (Icardi) menolak banyak tawaran termasuk Napoli, meski kami memiliki banyak teman di kota itu. Semua itu dilakukan karena ia hanya ingin membela Inter Milan," ujar Wanda Nara dilansir dari Football Italia.
"Antonio Conte adalah pelatih hebat dan sangat dihormati. Saya berhadap ia mengubah jalan pikirannya untuk memainkan Mauro lebih sering nanti."
Lantas, rugikah Inter Milan melepas Icardi ke PSG? Setelah enam musim perjalanan panjang penuh cerita, haruskah Inter Milan melepas Icardi yang masih begitu tajam?
Inter Milan setidaknya telah memiliki pengganti setelah melepas Icardi. Lukaku dan Alexis menjadi jaminan ketajaman lini depan Inter Milan tidak akan menurun usai kepergian Icardi.
Meski begitu, melepas Icardi di masa masih subur-suburnya ke klub elite Eropa lain memang dapat menjadi bumerang bagi Inter Milan, terlebih klub itu adalah PSG.
Tidak ada yang lebih berbahaya selain melihat Icardi bermain dengan sepenuh hati. Top skor Serie A Italia 2014/15 dan 2017/18 itu berpeluang semakin tajam dan memenangkan banyak gelar bersama PSG.
Catatan rata-rata 20 gol per musim menjadi modal bagus bagi Icardi yang masih berada di usia produktif 26 tahun. PSG bisa menjadi pelampiasan patah hati bagi Icardi yang masih menyimpan rasa dengan Inter Milan.
Mungkin dalam hatinya, Icardi saat ini sedang menyanyi, menyanyi dalam kesedihan. Suatu hari nanti, ia bisa kembali ke Giuseppe Meazza sebagai lawan dan melampiaskan luka karena terbuang.
Icardi mungkin akan kembali setelah masa peminjamannya berakhir, meski di saat waktu itu tiba, ia akan menjadi yang pertama untuk pergi seterusnya tanpa pernah kembali lagi.
“Aku mundur alon-alon (aku pelan-pelan mundur), mergo sadar aku sopo (karena sadar aku siapa). Mung dibutuhno pas atimu loro (cuma dibutuhkan pas hatimu sakit)”.