Nasib-nasib Juru Kunci Putaran Pertama, Bisa Hindari Degradasi di Akhir Musim?
Klub juru kunci paruh musim rata-rata hanya mampu mengoleksi 20 poin sebelum akhirnya terdegradasi. Torehan tersebut masih kurang jika melihat pencapaian Arema Indonesia dan Persija Jakarta.
Arema Indonesia sanggup menambah 24 poin untuk bisa lolos dari degradasi, sementara Persija Jakarta 30 poin. Catatan itu bisa menjadi patokan Semen Padang di paruh kedua nanti.
Semen Padang dapat memulainya dengan memaksimalkan delapan laga kandang tersisa di Stadion H. Agus Salim, Padang. Dari sana, Semen Padang bisa mengoleksi 24 poin.
Begitu juga dengan laga tandang, Semen Padang harus mulai menyulitkan tim tuan rumah. Usaha tersebut sudah terlihat di laga tandang terakhir melawan Madura United, Rabu (28/8/19) lalu, yang berakhir imbang 1-1.
Dari segi internal klub, Semen Padang harus segera mencari pelatih berkualitas, baik itu lokal maupun asing, yang bisa langsung memberikan dampak signifikan terhadap penampilan tim.
Artinya, Semen Padang butuh pelatih yang telah mengenal kultur sepak bola Indonesia. Jafri Sastra barang kali bisa direkrut kembali melihat rekam jejaknya musim 2018 lalu yang menyelamatkan PSIS Semarang dari jerat degradasi.
Setelah itu, Semen Padang hanya perlu memadukan permainan dengan pemain asing baru yang telah direkrut, yakni Yoo Hyun-koo, Thiago Moura, dan Henrique Santos.
Nasib kini berada di tangan Semen Padang sendiri. Akankah berakhir terdegradasi seperti juru kunci paruh musim lainnya atau menolak menyerah seperti Arema Indonesia dan Persija Jakarta? Jawabanya bisa diketahui di akhir Shopee Liga 1 2019.