INDOSPORT.COM - Marcus Rashford mengatakan sepak bola mulai mengalami kemunduran dalam memerangi rasisme yang menghantui para pemain.
Striker Manchester United tersebut baru-baru ini menjadi korban rasisme usai gagal mengeksekusi penalti dalam laga Liga Inggris 2019/20 melawan Crystal Palace.
Marcus Rashford mengakui bertambahnya korban pelecehan rasial di sepak bola merupakan hal yang sulit dipercaya sekaligus bukti bahwa media sosial tidak efektif dalam menanggapi masalah tersebut.
“Bagi saya peperangan melawan rasisme kian mundur. Sungguh sulit diterima, tapi seperti Anda lihat di seluruh dunia, ada orang-orang yang menentangkan dan hal itu bisa kita lakukan,” ungkap Rashford dilansir The Guardian.
Pemain berusia 21 tahun itu mempertanyakan tingkat pengaruh yang dimiliki oleh pemain sepak bola dalam menentang pelecehan rasial. Dia merasa sejauh ini tak terlalu efektif karena perilaku tersebut masih saja terjadi berulang kali.
“Sejujurnya, saat kita berbicara tentang rasisme tak memiliki efek yang besar. Ada contoh di mana-mana di mana orang berbicara dan namun tak ada yang benar-benar berubah. Bahkan beberapa bulan terakhir semakin gila,” tambahnya.
Jejaring sosial Twitter telah berkomitmen untuk terus memantau akun pemain sepak bola berkulit hitam agar dapat mengontrol ujaran rasis yang tertuju pada mereka. Namun, Rashford mengatakan hal itu juga jauh dari efektif.
"Sepertinya tidak mengubah apa pun karena jumlah akun tak jelas sangat banyak. Yang paling memungkinkan adalah setiap orang di dunia hanya bisa punya satu akun Twitter saja untuk membatasi adanya ujaran rasisme,” tegas Marcus Rashford.