INDOSPORT.COM - Pertandingan matchday 1 Grup D Liga Champions 2019/20 antara Atletico Madrid vs Juventus menyisakan setidaknya tiga hal yang tidak terduga.
Pertandingan akbar di markas Atletico, Estadio Wanda Metropolitano, pada Kamis (19/9/19) dinihari WIB berakhir dengan skor 2-2.
Juventus sempat bikin tuan rumah terpana karena mencetak dua gol lebih dulu lewat Juan Cuadrado (menit ke-48) dan Blaise Matuidi (65'). Akan tetapi, Atletico berhasil menyamakan skor lewat Stefan Savic (70') dan Hector Herrera (90').
Dari pertandingan sengit tersebut, setidaknya ada tiga fakta tak terduga.
1. Gol Kaki Lemah Cuadrado`
Juan Cuadrado akhirnya kembali mencetak gol buat Juventus sejak menjebol gawang Cagliari dalam duel Serie A 2018/19 pada November 2018.
Gol itu juga merupakan yang perdana darinya di Liga Champions sejak membobol jala Olympiakos pada Desember 2017.
Yang menarik adalah gol Cuadrado bukan hanya indah, karena melengkung dan cepat bak roket, tetapi juga dilesakkan dari kaki terlemah pemain asal Kolombia itu.
Cuadrado mencetak golnya dengan kaki kiri dari sisi kanan Juventus. Bola menusuk masuk ke sisi kanan atas kiper Atletico, Jan Oblak.
Situs Transfermarkt mencatat bahwa sejak bergabung dengan Juventus pada 2015, dari 14 gol Cuadrado, cuma tiga yang ia lesakkan dengan kaki kirinya.
2. Set Piece
Atletico Madrid selalu bangga pada kemampuan mereka mencetak gol yang berawal dari situasi bola mati. Melawan Juventus, Los Rojiblancos membukukan semua gol via set-piece.
Gol Stefan Savic berawal dari tendangan bebas Koke, sementara gol Herrera diawali sepak pojok.
Bila hal itu biasa saja Atletico, tidak demikian dengan Juventus. Si Nyonya Tua mirip seperti Atletico, yaitu kuat di situasi bola mati.
Sebagai bukti, Juventus cuma kemasukan enam gol dari set piece, di luar gol penalti, sepanjang Serie A 2018/19.
Akan tetapi, Juventus malah memperlihatkan kelemahan di set piece. Bukan hanya di laga vs Atletico, mereka juga menderita dua gol bola mati ketika mengalahkan Napoli 4-3 dua pekan lalu.
"Kami harus mengatasi masalah set-piece. Ini seperti hukuman, kebobolan empat gol dalam tiga laga terkini dari situasi bola mati," ujar pelatih Juventus, Maurizio Sarri, kepada Sky Sport Italia.
3. Pertahanan Terbaik?
Ketika Atletico dan Juventus bertemu di babak 16 besar Liga Champions 2018/19, situs UEFA memberi tajuk pertandingan pertahanan terbaik.
Ya, selama bertahun-tahun, kedua tim tersebut memang dikenal dengan ketangguhan di lini belakang. Hanya saja, hal ini sedang menghilang musim ini.
Atletico Madrid telah kemasukan total enam gol dalam tiga pertandingan terakhir di seluruh kompetisi. Sementara itu, Juventus menderita lima gol dalam tiga partai terkini di semua ajang.
Berdasarkan catatan tersebut, apakah Atletico dan Juventus tak lagi layak menyandang status tim dengan pertahanan terbaik di Eropa?