Liga Indonesia

Tradisi Berlanjut, Bhayangkara FC Bukan Destinasi Nyaman buat Striker Asing?

Senin, 23 September 2019 15:20 WIB
Editor: Rafif Rahedian
© INDOSPORT
Tradisi berlanjut, Bhayangkara FC bukan destinasi nyaman buat striker asing Copyright: © INDOSPORT
Tradisi berlanjut, Bhayangkara FC bukan destinasi nyaman buat striker asing

INDOSPORT.COM – Juara Liga 1 2017, Bhayangka FC bisa dikatakan sebagai klub yang cukup tidak ramah dengan striker asing. Hal itu terbukti ketika Bhayangkara tak pernah mempertahankan penyerang asingnya selama lebih dari satu musim.

Situasi itu nyatanya tidak terlepas dari kualitas yang diperlihatkan penyerang asingnya. Sejumlah striker asing itu tidak mampu menampilkan keganasannya, hingga akhirnya manajemen Bhayangkara tak segan-segan mendepak mereka.

Sebut saja Guy Junior, Thiago Furtuoso, Nikola Komazec, Elio Martins, dan yang terbaru adalah Ramiro Fergonzi. Beberapa nama striker tersebut nyatanya tak mampu menjawab ekspektasi tinggi diharapkan manajemen Bhayangkara.

Jika melihat situasi ini, tentunya Bhayangkara bukan menjadi destinasi yang nyaman untuk para striker asing. Sejumlah striker asing harus mampu menjawab ekspektasi yang diberikan klub agar Bhayangkara tetap menjadi pelabuhan ternyaman mereka.

Pada bursa transfer paruh musim Liga 1 2019 ini, Bhayangkara lebih memilih mencoret penyerang murninya dan merekrut pemain Kalteng Putra, Hedipo Conceicao. Padahal, pemain asal Brasil itu bukan seorang penyerang murni.

Bhayangkara lebih memilih untuk mendorong Bruno Matos untuk bermain sedikit lebih ke depan untuk berperan sebagai striker murni dalam tiga laga Liga 1 2019. Lalu apakah karier Bruno Matos juga bakal terancam seperti Fergonzi dan Komazec?

© Instagram/@bhayangkarafc
Bruno Matos jalani latihan perdana bersama Bhayangkara FC Copyright: Instagram/@bhayangkarafcBruno Matos jalani latihan perdana bersama Bhayangkara FC

Dari tiga pertandingan yang dimainkan Bruno Matos bersama Bhayangkara, mantan bintang Persija Jakarta itu tak mampu mencetak satupun gol. Beberapa gol yang disarangkan Bhayangkara justru hadir dari striker naturalisasi, yakni Herman Dzumafo.

Bukan hanya gagal mencetak gol di tiga laga awalnya, Bruno Matos juga tak mampu menyumbangkan assist. Catatan ini nyatanya terbilang cukup buruk untuk seorang pemain yang ditugaskan bermain di lini depan.

Apabila Bruno Matos tak meningkatkan performanya di sisa kompetisi Liga 1 2019 ini, bukan tidak mungkin jika nasibnya akan sama dengan striker-striker asing yang dimiliki Bhayangkara. Karena manajemen Bhayangkara tak pernah sungkan-sungkan memutus kontrak striker asingnya.

Sejauh ini, striker asing yang tampil sangat baik bersama Bhayangkara adalah Ilja Spasojevic. Saat membantu Bhayangkara juara Liga 1 2017, Spasojevic masih berstatus penyerang asing atau belum dinaturalisasi.

Mantan pemain Persib Bandung tersebut mampu menjadi mesin gol klub meski baru direkrut pada paruh musim. Terhitung, dirinya mampu mengoleksi 13 gol dari 16 pertandingan Liga 1 2017.

Namun, Spasojevic tak menandatangani kontrak bersama Bhayangkara, dan lebih memilih hijrah ke Bali United pada Liga 1 2018. Penampilannya pun sedikit mengalami penurunan hingga akhirnya ia dicoret dari Timnas Indonesia.