INDOSPORT.COM - Hati-hati Persija Jakarta, taktik yang biasa diterapkan Edson Tavares saat melatih tak begitu cocok dengan komposisi pemain serta gaya bermain Macan Kemayoran.
Edson Tavares sendiri dikabarkan menjadi kandidat terkuat pelatih Persija Jakarta di sisa kompetisi Shopee Liga 1 Indonesia 2019 ini. Menurut sumber terdekat, Tavares beberapa hari ke depan akan diperkenalkan.
Meski begitu, sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari manajemen Persija Jakarta dan sang calon pelatih. Artinya belum ada kepastian apakah Tavares benar-benar akan menggantikan peran Julio Banuelos pada musim ini.
Terlepas dari benar atau tidaknya rumor tersebut, ada baiknya jika pecinta sepak bola Indonesia, khususnya Jakmania, melihat rekam jejak Edson Tavares dalam semusim belakang dan mungkin bisa menjadi pertimbangan manajemen.
Sebelum menganggur Edson Tavares tercatat terakhir kali membesut klub kasta kedua Liga Jepang (J2 League), yakni Yokohama FC selama musim 2017 hingga 2019.
Selama membesut Yokohama FC pelatih asal Brasil ini lebih sering menggunakan taktik 3-5-2, dan jika Edsom Tavares resmi melatih tim Ibukota dan kembali menggunakan formasi tersebut, Persija diprediksi kesulitan mengadapatasinya.
Pasalnya dalam formasi tersebut, sebuah tim haruslah memiliki wingback tangguh yang siap memainkan tugas sebagai winger serta defender secara bersamaan saat pertandingan berlangsung.
Jika melihat komposisi pemain Persija Jakarta saat ini, sangat sulit untuk menerapkan takik 3-5-2. Memang Persija punya wingback tangguh sekelas Ismed Sofyan, namun sangat riskan jika terus memainkan pemain yang telah berusia diatas 35 tahun tersebut hingga akhir musim.
Selain faktor cedera, kecepatan serta ketangkasan Ismed yang telah termakan usia mungkin akan sedikit berkurang, apalagi dalam taktik 3-5-2 seorang wingback akan terkuras energinya lantaran harus naik-turun dari kotak permainan lawan ke kotak pertahanan sendiri.
Selain komposisi pemain yang tak memungkinkan, penggunaan taktik 3-5-2 juga akan mengorbankan beberapa pemain bintang yang ada di skuat Persija Jakarta saat ini.
Seperti diketahui sebelumnya, jika taktik 3-5-2 lebih menitik beratkan peran wingback serta gelandang tengah sebagai pengatur serangan, sehingga tim tak lagi membutuhkan seorang winger yang berlari untuk memberi crossing silang.
Hal ini bertentangan dengan gaya bermain Persija Jakarta di dua musim terakhir, di mana Macan Kemayoran yang sukses menjuarai Liga 1 musim lalu sangat mengandalkan kecepatan Riko Simanjuntak sebagai winger untuk memberikan umpan kepada Marko Simic.
Kasus seperti ini sempat terjadi di Inter Milan, di mana Antonio Conte yang menerapkan taktik 3-5-2 mengorbankan Mateo Politano dan lebih memilih memainkan D'Ambrosio serta Kwadwo Asamoah sebagai wingback.
Andai Persija Jakarta resmi menggaet Edson Tavares, menarik untuk dinanti kiprah dari juru latih asal Brasil tersebut bersama Macana Kemayoran. Apakah sang pelatih bakal kembali menggunakan taktik 3-5-2, atau malah melakukan gebrakan baru dalam meramu skuatnya.