INDOSPORT.COM - Meski sudah lama berlalu, masih segar di benak kita soal bencana alam tsunami yang melanda Aceh sekitar 15 tahun silam, tepatnya 26 Desember 2004. Gelombang air laut menyapu bersih kota-kota di pesisir pantai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Sebanyak 200.000 jiwa menjadi korban bencana Tsunami. Penggawa Sriwijaya FC yang saat ini berada di Aceh menjelang lanjutan Liga 2 2019 melawan Persiraja Banda Aceh menyempatkan diri menyambangi beberapa tempat terkait tsunami.
Lokasi pertama yang dituju adalah Museum Tsunami yang dibangun untuk mengingat bencana besar di Aceh, serta sebagai tempat pendidikan dan pengetahuan mengenai kedaruratan jika kelak kembali terjadi tsunami pada masyarakat luas.
"Tsunami Aceh adalah musibah terbesar yang dialami Indonesia. Makanya saya dan kawan-kawan tertarik ke sini, untuk melihat secara langsung bagaimana musibah Tsunami dapat terjadi," kata Ambrizal, kapten tim Sriwijaya FC, Jumat (27/9/19).
Sementara itu, Moniega Bagus Suwardi mengaku suasana mencekam sempat ia rasakan saat masuk ke dalam Museum Tsunami. Maklum saja, dari awal masuk ke dalam museum mereka sudah disambut dengan lorong sempit dan gelap.
Belum lagi kondisi di dalam museum menggambarkan kembali suasana dan kepanikan saat Tsunami terjadi. "Kalau disuruh sendirian ke sini saya nggak berani mas, takut," kata Moniega sembari tertawa.
Ada lagi Yongki Aribowo yang berbagi cerita uniknya saat pertama kali membela klub Aceh United awal musim lalu. Dia sampai diminta membawa pelampung oleh mertuanya.
"Waktu bergabung Aceh United musim lalu oleh mertua saya dibawakan pelampung. Jaket keselamatan yang bisa mengapung di air. Pelampung saya bawa ke mes dan saya ditertawakan oleh teman-teman," kenang Yongki.
Selanjutnya, pemain Sriwijaya FC mengunjungi lokasi kapal raksasa PLTD Apung dari laut Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh ke tengah permukiman penduduk Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru. Kapal berbobot 2.600 ton ini sampai terhempas ke sana akibat tsunami.
"Penasaran juga dengan kapal ini. Tadi sempat ngobrol dengan warga sekitar, kata mereka masih banyak mayat manusia di bawah kapal ini. Terhanyut, terbawa ombak Tsunami," timpal Moniega Bagus, yang tampak paling bersemangat dibandingkan rekan-rekannya.
Masjid Raya Baiturrahman
Lokasi terakhir yang dikunjungi skuat Sriwijaya FC adalah Masjid Raya Baiturrahman yang dapat menampung hingga 9.000 jamaah. Rumah ibadah ini menjadi saksi bisu keganasan gelombang Tsunami menggulung Bumi Serambi Mekkah.
Masjid kebanggaan masyarakat Aceh ini masih kokoh berdiri meski ikut diterjang musibah Tsunami. Meski di sekeliling masjid dipenuhi lumpur dan puing-puing reruntuhan akibat hanyut dibawa air.
Pemain Sriwijaya FC menyempatkan diri melaksanakan Salat Tahiyatul Masjid, dilanjutkan dengan Salat Zuhur berjamaah serta tidak lupa tentunya mengabadikan kemegahan dan keindahan Masjid Baiturrahman dalam jepretan foto.
"Kalau mengunjungi di Masjid Baiturrahman, kami harus menyempatkan salat. Kapan lagi bisa salat di masjid yang penuh sejarah ini. Kami juga berdoa agar Sriwijaya FC diberikan kelancaran, keselamatan, dan meraih hasil maksimal melawan Persiraja Banda Aceh," tukas Ambrizal.