INDOSPORT.COM – Nama Gennaro Gattuso secara mengejutkan muncul kembali ke permukaan sebagai kandidat pelatih klub Serie A Italia, AC Milan.
Maklum, Marco Giampaolo sedang digoyang dari kursi pelatih usai baru membawa AC Milan meraih dua kemenangan dari lima pertandingan.
Alhasil, AC Milan terperosok ke posisi 13 klasemen sementara. Jika situasi ini terus berlanjut, AC Milan tidak bisa menanggalkan seragam medioker dan sulit mengejar persaingan dengan para rival.
Banyak hal yang hilang dari AC Milan semasa baru sebentar dilatih Giampaolo, salah satunya produktivitas gol. Krzysztof Piatek seolah mengamini kutukan nomor punggung 9 yang saat ini ia kenakan.
Sementara itu, laga melawan Fiorentina pada giornata ke-6, Senin (30/09/19), di San Siro akan menjadi laga krusial bagi Giampaolo. Jika kembali menorehkan hasil minor, posisinya bisa benar-benar terancam.
Sejumlah nama santer dirumorkan akan menggantikan Giampaolo, salah satunya Gattuso, seperti dilansir dari Corriere dello Sport. Sungguh tidak dinyana, namun bukan pilihan yang salah juga.
Gattuso diyakini bisa memperbaiki hal-hal yang selama ini hilang dari AC Milan. Salah satu yang krusial adalah soal DNA permainan.
Ketika AC Milan masih dibesut Gattuso musim 2018 lalu, Ricardo Kaka menilai Rossoneri telah berada di jalur yang benar untuk kembali ke masa kejayaan.
Menurutnya, Gattuso berhasil menanamkan DNA AC Milan yang selama ini hilang, terlebih kepada pemain muda sebagai investasi jangka panjang tim.
“Gattuso memberikan DNA Milan kepada para pemuda di sini. Maldini adalah contoh yang bagus bagi saya, dia menunggu sembilan tahun untuk kembali ke Milan dan saya juga akan mengambil langkah yang sama dengannya,” ujar Kaka kepada Sky Sport Italia.
Pemain muda AC Milan yang dijuluki The Next Kaka, Lucas Paqueta, turut membesarkan nama Gattuso sebagai seorang pelatih yang kebapakan.
Gattusso tidak hanya legenda, tetapi profesor sepak bola. Ia tidak sekadar datang untuk melatih, tetapi juga memberi gagasan demi kejayaan tim.
"Bagi saya, Gattuso adalah sosok ayah yang mengajarkan banyak hal terkait sepak bola. Ia adalah legenda yang sukses. Sebagai pelatih pun, Gattuso memiliki banyak gagasan demi membangun kerja sama tim," ungkap Paqueta.
Selama ditangani Gattuso, AC Milan menunjukkan grafik permainan meningkat dari musim-musim sebelumnya. Meski gagal membawa Rossoneri kembali ke Liga Champions, ia tidak sepenuhnya gagal.
Statistik AC Milan pada musim 2018-19 di Serie A Italia merupakan pencapaian terbaik dalam lima tahun terakhir semenjak era Massimiliano Allegri pada musim 2012-13.
Catatan kekalahan AC Milan bahkan menjadi yang terendah sejak 2013. Fakta tersebut jelas mengejutkan sebab Gattuso di mata awam hanya tukang tempeleng dan marah-marah.
Namun demikian, ketegasannya membawa mental bermain AC Milan ke level yang berbeda. Hal itu semata-mata karena sebentuk rasa sayang, bukan benci.
Bicara dedikasi, jangan ragukan Gattuso. Pelatih 41 tahun itu tercatat sebagai salah satu pelatih yang mau digaji rendah, khususnya saat menangani AC Milan.
Saat bergabung ke AC Milan pada 2017, Gattuso menjadi pelatih dengan gaji paling kecil di Serie A Italia, yakni sekitar 120.000 euro selama semusim, walau musim 2018-19 ia mendapat kenaikan upah menjadi 2 juta euro.
Memanggil kembali Gattuso bukanlah perkara yang salah. Ia barang kali bisa jadi juru selamat dan memutus kutukan nomor punggung 9 milik Piatek.
Di balik sosoknya yang temperamental, ada perasaan rindu di balik luka. Ya mungkin seperti merindukan pukulan sosok ayah, di saat ia telah tak lagi ada di sisi kita.