INDOSPORT.COM - Pelatih sepak bola AC Milan, Marco Giampaolo, memutuskan untuk mengambil langkah khusus yang spekulatif jelang pertandingan pekan ke-6 Serie A Italia 2019-2020 melawan Fiorentina.
Sampai saat ini di Liga Italia, AC Milan hanya mampu menang dua kali (1-0 lawan Brescia dan 1-0 lawan Hellas Verona) dan sudah tiga kali kalah, yaitu 0-1 lawan Udinese, 0-2 lawan Inter Milan, dan 1-2 lawan Torino. Dengan hasil tersebut, mereka menempati posisi 12 dengan enam poin.
Pada laga berikutnya, klub yang berjuluk Rossoneri itu harus melawan Fiorentina di San Siro. Meski bermain di kandang sendiri, ini merupakan pertandingan yang tidak mudah bagi mereka. Pasalnya, Fiorentina sendiri juga punya catatan yang cukup baik, yaitu menang satu kali, imbang dua kali, dan kalah dua kali.
Untuk menghindari kekalahan lagi, Marco Giampaolo mengambil langkah spekulatif untuk menghadapi klub yang berjuluk La Viola itu. Melansir dari laman portal berita olahraga Sempre Milan, Giampaolo akan menggunakan formasi yang sama persis ketika mereka dikalahkan Torino 1-2 pekan lalu.
"Kami gagal menang melawan Torino. Di beberapa momen dalam pertandingan tersebut, kami terlihat kesulitan. Namun, saya menikmati permainan kami. Gaya permainan mereka sudah memuaskan saya," ungkap sosok berusia 52 tahun itu.
"Saya tidak suka banyak melakukan perubahan (formasi 4-3-3). Ketika Anda sudah menentukan satu formasi, Anda harus terus berjalan dengan hal itu. Yang terpenting adalah karakteristik dan mental setiap pemain dalam pertandingan," pungkasnya.
Dari ucapan Giampaolo tersebut, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa ia akan tetap menggunakan formasi 4-3-3 untuk melawan Fiorentina seperti yang ia gunakan ketika menghadapi Torino. Ini adalah keputusan spekulatif yang sangat berisiko jika melihat apa yang telah terjadi pekan lalu.
Saat melawan Il Toro, Rossoneri memang mampu melancarkan shots sebanyak 16 kali, dibanding Torino yang hanya mampu sembilan kali. Selain itu, mereka memiliki ball possession sebesar 55% dan memiliki akurasi umpan 80%. Meski tampak memuaskan, tapi shots on target Milan hanya empat kali dan mereka tetap kalah dari Torino 1-2.
Di sisi lain, AC Milan justru tampil lebih baik dan mampu menang dengan menggunakan formasi 4-3-2-1 seperti ketika mereka melawan Brescia dan Hellas Verona. Saat melawan Brescia, Milan juga mampu melakukan 16 kali shots dan empat kali shots on target. Ball Possession mereka pun lebih baik, yaitu 63%.
Sementara ketika mereka mengalahkan Verona 1-0, Milan mampu melakukan 17 kali shots dan empat kali shots on target. Selain itu, mereka juga memiliki ball possession sebesar 71%. Dua pertandingan tersebut membuktikan bahwa AC Milan jauh lebih baik ketika menggunakan formasi 4-3-2-1, ketimbang menggunakan 4-3-3 atau 4-3-1-2 seperti saat mereka kalah dari Udinese, Inter Milan, dan Torino.
Memang benar bahwa penampilan Torino musim ini lebih baik ketimbang Fiorentina. Namun, jangan lupa bahwa La Viola pernah menahan imbang Juventus 0-0 pada pekan ke-3 Liga Italia. Ini membuktikan bahwa lawan yang akan Milan hadapi bukanlah klub sembarangan.
Kemungkinan, maksud dari sang pelatih tetap bersikeras dengan skema 4-3-3 atau 4-3-1-2 adalah agar ia bisa menurunkan Suso di posisi yang tepat. Karena, Suso memang lebih sempurna jika ditempatkan di posisi center forward.
Hanya saja, hal tersebut akan mengorbankan Krzysztof Piatek yang harus digeser ke posisi sayap. Padahal, posisi alami Piatek adalah sebagai striker tengah atau second striker berdasarkan situs Transfermarkt.
Ini adalah pertandingan yang harus diperhatikan dengan baik oleh Marco Giampaolo. Sebab, ada kabar jika mereka kalah melawan Fiorentina, pihak AC Milan akan mulai memikirkan untuk mendepaknya dari San Siro dan menggantinya dengan pelatih yang baru.