In-depth

Sederet Masalah Timnas Indonesia yang Mesti Dibereskan Simon McMenemy Jelang Lawan UEA

Senin, 30 September 2019 13:16 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Skuat Timnas Indonesia menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Selasa (10/09/2019). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Skuat Timnas Indonesia menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Selasa (10/09/2019). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT.

INDOSPORT.COM - Simon McMenemy dituntut untuk menyelesaikan sejumlah permasalahan yang membelit permainan Timnas Indonesia jelang lawan UEA di kualifikasi Piala Dunia 2022.  

Timnas Indonesia bakal kembali melanjutkan perjuangannya di Kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan menghadapi Uni Emirat Arab (UEA) dan Vietnam. 

Nantinya, Timnas Indonesia bakal lebih dulu menghadapi Uni Emirat Arab pada 10 Oktober mendatang. Pertandingan ini pun akan dimainkan di Stadion Al Maktoum, markas UEA.

Sedangkan pada pertandingan melawan Vietnam pada 15 Oktober, Timnas Indonesia bakal kembali bermain di Stadion Gelora Bung Karno.

Skuat Garuda menyambut laga ini dengan modal yang buruk. Anak asuh Simon McMenemy menderita dua kekalahan memalukan di kandang dari Malaysia dan Thailand.

Walau begitu, hasil akhir bukanlah satu-satunya yang patut dikhawatirkan. Selain mendapatkan hasil buruk, timnas juga menunjukkan permainan yang jauh dari menjanjikan. 

Terdapat banyak masalah yang dialami Timnas Indonesia dari dua pertandingan awal yang menanti untuk diselesaikan oleh Simon. 

Skill Tinggi, Stamina Loyo

Secara skill tak ada yang meragukan kualitas pemain-pemain Timnas Indonesia. Namun, jika sudah membahas stamina, maka jawabannya pun bisa memprihatinkan. 

Terlihat sekali banyak pemain Indonesia yang kesulitan konsentrasi penuh sepanjang 90 menit laga. Hal ini berkaitan erat dengan stamina yang menurun. 

Setidaknya hanya ada dua pemain, yakni Evan Dimas dan Andik Vermansah, yang tampil stabil selama 90 menit. 

Timnas Indonesia pun mesti mempersiapkan uji VO2Max dengan serius. VO2Max sangat dibutukan guna mengetahui kemampuan paru-paru maksimal pemain dalam menghirup oksigen di dalam tubuh. 

Hal ini penting untuk melihat daya tahan mereka yang berkaitan dengan otot dan intelegensi dalam bermain. 

Memang, dibutuhkan standar sepak bola yang tinggi untuk memperbaiki fisik pemain. Hal ini tak hanya dibebankan pada timnas saja, melainkan juga klub-klub sejak usia dini. 

Penyelesaian Akhir

Masalah lain yang menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan adalah penyelesaian akhir/finishing touch.

Bagi Anda yang menyaksikan laga lawan Malaysia tentunya dapat menilai bahwa penyelesaian akhir/finishing touch masih menjadi PR besar bagi lini depan Garuda. 

Sejumlah peluang gagal dimanfaatkan oleh Lilipaly dkk. Hal semacam ini tentunya jangan menjadi batu sandungan bagi Timnas Indonesia.

Pasalnya, sebagai tim non-unggulan, memanfaatkan tiap peluang menjadi gol adalah sebuah keharusan untuk merubah jalannya laga. 

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Irfan Bachdim (kiri) dan beberapa pemain Timnas Indonesia melakukan protes kepada wasit Ma Ning, Selasa (10/09/19). Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTIrfan Bachdim (kiri) dan beberapa pemain Timnas Indonesia melakukan protes kepada wasit Ma Ning, Selasa (10/09/19).

Sejauh ini Beto Goncalves tampil sudah lumayan bagus. Pemanggilan Lerby Eliandry cukup menarik untuk disimak. 

Tim pelatih perlu memberikan perhatian khusus kepada performa Irfan Bachdim. Pemain satu ini memiliki skill bagus di lini depan, sayang kerap lemah dalam penyelesaian akhir. 

Mental Jadi Kunci

Menerima dua kekalahan di laga awal bukanlah beban yang ringan untuk dihadapi para pemain timnas. Tim pelatih pun harus segera memulihkan kondisi psikis pemain. Apalagi lawan yang dihadapi adalah tim sekelas UEA. 

Beban-beban kekalahan di dua laga awal harus dilepaskan skuat garuda. Timnas Indonesia juga perlu diajarkan untuk terus berjuang hingga akhir. 

Timnas Indonesia mesti belajar dari Malaysia yang memiliki daya juang tinggi saat tertinggal. Mental-mental seperti ini yang harus dipunyai Indonesia. Apalagi, bertanding di luar kandang bakal lebih sulit ketimbang main kandang.