INDOSPORT.COM - Manchester United harus menjalani musim yang cukup berat pada periode 2019-2020 ini. Bagaimana tidak, di awal kompetisi, mereka harus menerima sejumlah hasil buruk.
Di Liga Inggris, The Red Devils tercecer di papan tengah dengan menempati urutan ke-10 saat ini, karena hanya mampu meraup 9 poin dari 7 laga.
Menurut catatan Opta, ini adalah start musim terburuk Manchester United sejak tahun 1989-1990. Padahal, mereka sempat optimis mengarungi musim dengan baik karena bisa menghajar Chelsea dengan skor 4-0 di laga pembuka Liga Inggris.
Sayangnya, performa bagus itu tak berlanjut. Inkonsistensi permainan jadi salah satu faktor utama alasan jebloknya Manchester United musim ini.
Selain para pemain, pelatih Ole Gunnar Solskjaer adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap penampilan minor ini, karena ia melakukan banyak kesalahan.
Dan kesalahan terbesarnya adalah kebijakan sepanjang bursa transfer musim panas lalu. Apa saja itu? Berikut INDOSPORT coba merangkumnya:
1. Tidak Merekrut Striker
Jelang ditutupnya bursa transfer musim panas atau deadline day, Manchester United membuat sebuah keputusan mengejutkan yakni menjual striker utamanya Romelu Lukaku ke Inter Milan.
Solskjaer berdalih gaya permainan yang tidak cocok dengan taktiknya, membuat Lukaku dipersilahkan pergi, dan ia percaya diri dengan striker yang ada seperti Marcus Rashford dan Anthony Martial.
Namun sialnya, keputusan tersebut pada akhirnya merupakan sebuah kesalahan besar karena seiring berjalannya kompetisi, badai cedera menghantui skuat United.
Martial harus absen karena cedera, dan Rashford sempat dibeberapa pertandingan mengalami masalah dengan kakinya. Situasi itu bisa menjadi petaka karena mereka tidak mempunyai stok striker murni, pengganti Lukaku.
2. Percaya Diri dengan Pemain Muda
Manchester United sempat dihubungkan dengan sejumlah pemain top sepanjang bursa transfer musim panas kemarin, seperti Paulo Dybala dan Mario Mandzukic.
Namun yang mengejutkan, mereka justru lebih memilih pemain muda berbakat seperti Daniel James dari Swansea City, dan Aaron Wan-Bissaka dari Crystal Palace. Hanya Harry Maguire yang cukup senior, diboyong dari Leicester City.
Keputusan itu bukan tanpa alasan, karena Ole Gunnar Solskjaer mengaku ingin melakukan regenerasi dan lebih gemar memainkan pemain muda serta memberi kesempatan pemain produk asli dari akademi mereka.
Sayang, harapan itu tidak berjalan mulus. Manchester United dengan skuat mudanya justru malah terseok-seok di Liga Inggris, dan kesulitan bersaing dengan klub dengan skuat matang seperti Liverpool dan Manchester City.
3. Mempertahankan Pemain yang Tidak Bagus
Menariknya manajemen United justru masih mempertahankan sejumlah pemain, yang seharusnya sudah harus hengkang dari musim lalu semisal Ashley Young, Phil Jones, Marcos Rojo hingga Nemanja Matic.
Jones dan Rojo belum menunjukkan level terbaiknya untuk Manchester United, meskipun sudah bermain selama lima musim atau lebih.
Sementara Ashley Young sudah melewati masa jayanya dan mendapat banyak kritik dari penggemar selama dua musim terakhir atau lebih. Sedangkan Matic, posisinya sudah diambil alih oleh Scott McTominay yang menunjukan performa semakin matang.