INDOSPORT.COM – Nasi sudah menjadi bubur, palu pemecatan telah menghampiri Marco Giampaolo yang pergi meninggalkan AC Milan dengan kumpulan dosa-dosanya.
Hanya unggul 3 angka atas Lecce yang berada di zona degradasi tentu merupakan sebuah pelecehan bagi klub sebesar AC Milan. Juara Liga Champions sebanyak 7 kali itu tidak seharusnya berada di posisi 13 dalam klasemen sementara Liga Italia.
Akibatnya Marco Giampaolo yang merupakan pelatih kepala pun harus mengambil tanggung jawabnya dengan dipecat oleh AC Milan. Hasil 4 kali kalah dalam 7 laga menjadi dosa yang tak bisa dimaafkan oleh tifosi AC Milan akan Giampaolo.
“AC Milan mengumumkan telah membebaskan Marco Giampaolo dari posisinya sebagai pelatih tim utama. Klub berterimakasih kepada Marco atas kinerjanya selama ini, kami selalu berharap yang terbaik untuk karier profesionalnya,” tulis AC Milan dalam situs resminya.
Tentu selain membawa AC Milan pada jurang degradasi, masih ada banyak dosa yang telah diperbuat oleh Marco Giampaolo hingga membawa malapetaka dan nestapa bagi para tifosinya.
Oleh karena itu berikut INDOSPORT mengajak untuk menyingkap satu per satu dosa Giampaolo di AC Milan.
Gagal Membina Hubungan Baik dengan Manajemen
Jurnalis ternama dari media berita sepak bola Italia, La Gazzetta dello Sport, Nicolo Schira mengungkapkan bahwa ada friksi yang terjadi antara Giampaolo dengan Zvonimir Boban. Nama terakhir yang disebutkan tadi adalah direktur olahraga AC Milan.
Usut punya usut, Boban disebut tidak suka dengan taktik Giampaolo yang memainkan formasi 4-3-3 dengan mengandalkan Krzysztof Piatek, Suso dan Giacomo Bonaventura di lini depan.
Boban diketahui lebih setuju AC Milan bermain dengan 4-3-1-2 dengan Lucas Paqueta sebagai trequartista di belakang duet striker Piatek dan Rafael Leao. Hal itu dikarenakan Boban meyakini Paqueta dan Rafael Leao lebih miliki kualitas dibanding Suso.
Friksi yang terjadi antara Boban dan Giampaolo menandakan bahwa eks pelatih Sampdoria itu gagal membina hubungan baik dengan manajemen. Bahkan ada yang menyebutkan friksi inilah yang membuat Giampaolo dipecat.
Marco Giampaolo Gagal Menemukan Formasi Paten
Masa pramusim merupakan momen yang tepat bagi sejumlah klub untuk mematangkan dan mematenkan formasi dan strategi apa yang akan dipakai nanti. Namun tampaknya itu gagal didapatkan oleh Marco Giampaolo di AC Milan.
Dari 7 laga yang telah dimainkan saja, Giampaolo tampak telah secara bergantian memakai 3 formasi yang berbeda mulai dari 4-3-1-2, 4-3-2-1, hingga 4-3-3. Sejatinya tak masalah memakai sejumlah formasi untuk mengecoh lawan.
Namun dalam kasus AC Milan, tampak bahwa Marco Giampaolo belum berhasil menemukan formasi dan strategi yang tepat. Sehingga ketika musim berjalan, Giampaolo masih terlihat meraba-raba formasi dan cara untuk membangkitkan AC Milan, sepertinya sangat terlambat.