INDOSPORT.COM - Manchester United dikabarkan tengah mempertimbangkan dua nama pelatih, Julian Nagelsmann dan Massimiliano Allegri, sebagai pengganti Ole Gunnar Solskjaer.
Manchester United tampil limbung musim ini. Sampai pekan ke-8, Setan Merah terdampar di posisi ke-12 dengan 9 poin.
Skuat asuhan Ole Gunnar Solskjaer tak mampu meraih satu poin pun di laga tandang. Teranyar, mereka ditaklukkan Newcastle United di Saint James Park.
Fans jelas sudah gerah dengan kondisi ini. Gayung bersambut, manajemen pun dikabarkan serius untuk segera mencari pengganti Solskjaer.
Dua kandidat kuat muncul ke permukaan. Mereka adalah eks pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, dan pelatih RB Leipzig, Julian Nagelsmann.
Kemudian, dari dua nama pelatih ini, mana kira-kira yang lebih pantas melatih Manchester United?
Julian Nagelsmann si 'Baby Mourinho'
Julian Nagelsmann terbilang fenomena langka di sepak bola Eropa. Namanya mulai mencuri perhatian publik pada empat tahun lalu.
Masih berusia 28 tahun, ia sudah diangkat sebagai pelatih kepala Hoffenheim. Ia jadi pelatih termuda dalam sejarah Bundesliga. Kiprahnya pun terbilang impresif karena berhasil membawa lolos Hoffenheim ke Liga Champions.
Atas prestasi ini, Nagelsmann yang kini berusia 32 tahun ditarik melatih klub kuda hitam Jerman, RB Leipzig, pada awal musim 2019/20.
Sejauh ini, ia membawa RB Leipzig menempati posisi kelima. Timo Werner dkk. hanya terpaut dua poin dari pemuncak klasemen, Borussia Monchengladbach. Kehebatan Julian Nagelsmann di usia muda pun membuat dirinya dijuluki 'Baby Mourinho'.
Nagelsmann tergolong pelatih yang fleksibel soal formasi. Ia memiliki beberapa pegangan formasi seperti 3-1-4-2, 4-4-2, dan bahkan 5-3-2.
Namun begitu, ia cenderung sering menggunakan formasi 3-1-4-2. Formasi ini dipakainya saat di Hoffenheim maupun RB Leipzig.
Nagelsmann terkenal sebagai pelatih yang mengandalkan area sayap dalam membangun serangan. Formasi 3-1-4-2 milik Nagelsmann sendiri menekankan pada efektifitas serangan balik.
Nagelsmann dan anak asuhnya kerap melatih operan-operan cepat dalam skema serangan balik. Dengan modal ini, ia pun sanggup membawa tim dengan skuat biasa-biasa saja seperti Hoffenheim ke papan atas Bundesliga.
Jika jadi melatih Man United, Nagelsmann pun diyakini bakal memakai skema yang sama seperti di atas. Secara teori, skema ini cocok dengan Manchester United yang memiliki pemain-pemain cepat di sayap seperti Anthony Martial, Jesse Lingard, dan Marcus Rashford.
Namun, yang jadi kendala adalah Man United kini tak memiliki sosok striker murni di lini depan. Padahal, Nagelsmann biasa memainkan dua striker murni.
Hal ini tentunya bisa jadi batu sandungan. Namun, Man United bisa mengakalinya dengan berbelanja sejumlah pemain depan di bursa transfer musim dingin nanti.
Massimiliano Allegri
Berbeda dengan Nagelsmann, Allegri memiliki pengalaman membesut tim besar. Allegri tercatat pernah menukangi dua klub raksasa Serie A, AC Milan dan Juventus.
Tak cuma numpang lewat, Allegri sukses besar dengan mempersembahkan enam scudetto dan tiga Coppa Italia plus dua kali runner-up Liga Champions.
Ini jadi modal bagus bagi Allegri untuk melatih Manchester United. Pelatih 52 tahun ini memiliki mental juara yang dibutuhkan Man United untuk bangkit.
Selain memiliki CV mentereng, Allegri juga seperti layaknya pelatih Italia lain yang kuat dalam bertahan.
Pelatih dari Italia terkenal memiliki filosofi bertahan. Terbukti saat lima musim beruntun menjuarai Serie A Italia bersama Juventus, Allegri meraihnya dengan status tim yang paling sedikit kebobolan.
Kebetulan Manchester United memiliki kelemahan besar pada sektor pertahanan. Musim lalu misalnya, Man United total kemasukan 54 kali, atau yang paling banyak di antara anggota The Big Six.
Selain itu, pelatih Italia juga terkenal banyak taktik. Tentu hal ini akan membawa warna tersendiri di Liga Primer Inggris.
Ball Possesion ala Allegri
Allegri adalah pelatih yang 'mendewakan' ball possesion. Hal ini terlihat dari gaya permainan Juventus yang tidak terlalu agresif namun cenderung sabar dan menekan.
Dengan gaya main ini gelandang-gelandang Si Nyonya Tua sering memenangkan area tengah. Namun sebagai dampaknya, serangan dibangun dengan lebih lambat.
Taktik-taktik ini memang kurang lazim di tim-tim Inggris, namun positifnya, gaya Massimiliano Allegri menawarkan kekuatan luar biasa yang cocok untuk tim sebesar Man united.
Antonio Conte (pendahulu Allegri di Juve) yang menganut taktik tradisional 3-5-2 sudah terbukti sukses di Chelsea. Maka, bukan tak mungkin Allegri juga menuai kesuksesan di Man United nanti.
Mana yang Cocok untuk Man United?
Kedua pelatih memiliki kelebihannya masing-masing. Nagelsmann menawarkan ide segar dan mengusung sepak bola dengan serangan balik mematikan dan fleksibilitas formasi yang disesuaikan dengan lawan.
Sementara Allegri menawarkan pengalaman, lemari trofi, taktikal, serta strategi ball possesion.
Namun, jika harus memilih rasanya Massimiliano Allegri adalah pelatih yang lebih tepat untuk melatih Manchester United.
Manchester United saat ini sangat butuh dipimpin sosok pelatih kelas dunia yang sudah terbukti dapat menangkat performa klub besar.
Selain itu, Allegri sudah terbiasa mengusung formasi sepak bola modern 4-3-3 yang lebih cocok dengan komposisi skuat yang dipunya Man United saat ini.