INDOSPORT.COM - Fary Djemy Francis merupakan salah satu bakal calon ketua umum PSSI yang lolos verifikasi oleh Komite Pemilihan. Ia akan bersaing bersama tujuh kandidat lainnya untuk maju sebagai orang nomor 1 di PSSI dalam Kongres Pemilihan Ketua Umum periode 2019-2023 yang dijadwalkan berlangsung pada 2 November mendatang.
Bagi sebagian orang, nama Djemy Francis mungkin saja terdengar asing, atau orang lebih mengenalnya sebagai ketua Komisi V DPR-RI periode 2014-2019. Namun, siapa sangka, pria kelahiran 7 Februari 1968 itu ternyata sangat dekat dengan dunia si kulit bundar.
Djemy Francis merupakan ketua Departemen Sport Intelegent PSSI periode 2016-2020, manajer klub Persab yang bermain di Liga 3, pendiri sekolah sepak bola dan akademi sepak bola Bintang Timur Atambua hingga pernah menjadi pengurus Asosiasi Kota PSSI Kupang (Nusa Tenggara Timur) dan masih banyak kegiatan lainnya yang berhubungan dengan sepak bola.
Berbekal hal itu, Francis pun maju dan mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI periode 2019-2023. Ia termotivasi mengubah tata kelola sepak bola maupun kerja federasi yang dinilai masih belum maksimal.
"Kompetisi kita belum bagus tata kelolanya, tertinggal dengan negara lain, lalu timnas juga belum juga berprestasi bahkan di kancah ASEAN sekalipun. Saya kira itu yang buat kita semua sedih dan kecewa, dan itu jadi motivasi saya maju sebagai calon ketua umum," katanya.
"Saya didorong mantan pemain yang menginginkan ada perubahan di PSSI, makanya saya maju dengan tagline bola adalah cinta. Kami semua kecewa dengan pengelolaan yang ada sekarang, terakhir ada pengaturan skor yang bahkan sampai sekarang belum tahu penanganannya seperti apa ke depan," imbuhnya.
Djemy Francis yang merupakan seorang Juventini (sebutan penggemar Juventus) menepis anggapan jika ia tak paham sepak bola lantaran berkarir di politik. Pria lulusan program doktor (S3) Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia itu menegaskan, sepak bola sudah jadi bagian hidupnya selama ini.
"Saya ini main bola baru masuk ke politik bukan sebaliknya. Sejak pelajar saya sudah terlibat di sepak bola, main di Timor Leste, di NTT, terus saya juga dirikan tim sebelum jadi politisi," tuturnya.
"Setelah jadi politisi, tentu saya punya jaringan luas jadi bisa membant membangun dan bergelut di dunia bola. Saya bangun akademi sepak bola di Atambua, saya juga dapat penghargaan dari Menpora (tokoh olahraga, penggagas sekolah sepak bola perbatasan) dan dari SIWO".
"Saya sudah cinta bola dari awal, walau politisi saya masih main bola, kunjungi dan bangun hubungan dengan federasi luar seperti di Italia, Belanda, Spanyol," lanjut pria yang memiliki tiga anak tersebut.
Maju sebagai calon ketua umum, Fary Djemy Francis mempunyai tagline 'Sepak Bola Itu Cinta', karena baginya tanpa cinta, sepak bola bakal sulit dibangun.
Fary Djemy Francis punya tiga program unggulan yakni membangun rumah (kantor) tetap untuk PSSI, mendatangkan mantan pelatih Timnas Inggris, Sven Goran Eriksson untuk menjadi Direktur Teknik tim nasional Indonesia dan membangun sepak bola Indonesia yang terencana, terstruktur dan berkesinambungan sejak dari akar rumput.