INDOSPORT.COM – Turki terancam dicoret sebagai tuan rumah final Liga Champions 2019-2020 menyusul serangan militer yang dilancarkan negara tersebut ke Suriah.
Dilansir dari portal berita olahraga Sport Mirror, wakil presiden UEFA, Michael Uva, memastikan pihaknya sedang mempertimbangkan pemindahan venue final Liga Champions musim ini dari Istanbul ke venue lain di negara yang lebih aman dan netral.
Rencana ini berawal dari surat yang dikirimkan Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora, kepada badan sepak bola tertinggi di Eropa.
Dalam suratnya, Spadafora mempertanyakan kelayakan Turki menjadi tuan rumah ajang sepak bola terbesar seantero Benua Biru setelah negara tersebut diketahui melakukan serangan militer kepada Suriah.
UEFA enggan menjawab surat itu secara langsung, namun mereka memastikan bakal membicarakan pemberian sanksi terhadap Turki melalui pernyataan resminya. Sanksi akan diputuskan pada pertemuan komite eksekutif Desember mendatang.
“Kami paham betul peristiwa yang terjadi di Suriah tidak bisa diselesaikan dengan mencoret Turki, namun kita semua menyadari pentingnya politik, media, ekonomi, budaya sebagai bagian dari acara olahraga paling bergengsi di dunia Liga Champions," kata Michael Uva.
Perlu diketahui, tahun lalu UEFA menunjuk Stadion Ataturk Olympic, Istanbul, untuk menjadi venue final Liga Champions 2019-2020 setelah mengalahkan pemohon lain, Estadio da Luz, Lisbon, di Portugal.
Stadion ini pernah menjadi saksi bisu keberhasilan Liverpool menjuarai Liga Champions 2004-2005 usai menunjukkan AC Milan secara dramatis melalui comeback fantastis dan drama adu penalti.
Liverpool juga bermain di Istanbul, tepatnya di stadion Vodafone Park, Besiktas, untuk memenangi Piala Super Eropa 2019 menyusul kemenangan atas sesama wakil Inggris, Chelsea.
Aksi militer Turki terhadap Suriah sendiri sudah dilancarkan sejak pekan lalu. Selama serangan ini, para pemain timnas Turki melakukan penghormatan menjelang kick-off pertandingan internasional.
Tindakan para pemain timnas berujung pada penyelidikan yang dilakukan UEFA. Dalam kasus ini, federasi sepak bola Turki bisa dijatuhi sanksi lantaran dianggap melanggar aturan terkait pernyataan politik dalam pertandingan.