INDOSPORT.COM - Salah satu bakal calon ketua umum PSSI, Vijaya Fitriyasa mengatakan sedih dan prihatin atas kondisi pesepakbolaan di Tanah Air, sehingga hal tersebut memotivasinya maju sebagai orang nomor satu di PSSI.
Kepengurusan federasi yang amburadul ditambah kepercayaan masyarakat yang mulai menurun akibat jebloknya penampilan Timnas Indonesia memacu Vijaya tergerak untuk memperbaikinya.
"Saya sedih dan prihatin sebagai penggila bola, penikmat bola, punya klub bola juga terus terang sedih dengan kondisi PSSI saat ini. Kita sama-sama tahu prestasi Timnas kita jeblok, dari laga awal pra kualifikasi Piala Dunia kalah berturut-turut gak pernah menang," bukanya.
"Lalu 15 pengurus PSSI baik di pusat atau daerah kena kasus mafia bola. Ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap PSSI mulai hancur, mungkin sudah sampai titik terendah."
"Nah, saya sebagai salah satu pemilik klub bola memiliki keinginan memperbaiki PSSI supaya lebih baik dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap PSSI," lanjutnya.
Vijaya Fitriyasa saat ini telah lolos verifikasi oleh komite pemilihan PSSI dan akan bersaing sepuluh kandidat lain untuk menjadi ketua umum yakni Avent Hinelo, Benhard Limbong, Benny Erwin, La Nyalla Mattaliti, M. Iriawan, Rahim Soekasah dan Fary Djemy Francis serta Sarman El Hakim, Yesayas Oktavianus, dan Arief Putra Wicaksono yang baru lolos banding.
Pemilik klub Liga 2019, Persis Solo itu menjelaskan memiliki beberapa program unggulan jika terpilih sebagai ketua umum PSSI periode 2019-2023. Vijaya ingin menerapkan transparansi di PSSI hingga memperbaiki kualitas Timnas Indonesia.
"Pertama tentu saya sampaikan ingin mengembalikan kepercayaan publik. PSSI bisa lebih baik, caranya adalah PSSI harus menerapkan sistem good goverment yang transparan."
PSSI harus diaudit oleh secara netral dan hasilnya di-publish ke publik, segala pemasukan dan pengeluaran PSSI dapat diketahui publik sehingga kepercayaan publik kembali dan sponsor mulai masuk," ucapnya.
"Kedua harus accountable atau dipertanggungjawabkan semua program kepada publik. Ketiga PSSI harus menjadi profesional jadi semua orang yang terlibat di PSSI seperti exco harus digaji. Mereka bisa bekerja full time dan tidak lgi volunteer. Kalau namanya sukarela gak bisa diminta pertanggungjawaban".
"Setelah federasi bagus, Timnas kita perbaiki dengan cara memperbaiki materi pemainnya, mendatangkan pelatih mahal dan terkenal gak jaminan menghasilkan Timnas yang bagus kalau materinya gak diperbaiki. Saat ini ada kesenjangan antara tim junior dan senior, ini karena kita tak ada kesinambungam antara junior dan senior."
"Pemain yang sudah dibina di junior harus terus dibina sampai senior kalau materi sudah diperbaiki baru kita datangkan pelatih berkualitas untuk mengatur taktik dan strategi," sambung Vijaya.