INDOSPORT.COM - Hampir menjadi mission impossible, berikut jalan terjal yang harus dilalui para pemain Indonesia untuk bisa menembus kasta teratas Liga Inggris.
Sebelumnya salah satu penyerang Timnas Indonesia U-19, Bagus Kahfi harus mengubur mimpi tampil di Liga Inggris setelah Arsenal yang disebutkan sangat tertarik akan bakat Bagus Kahfi batal merekrutnya.
Ketertarikan Arsenal terhadap Bagus Kahfi dimulai saat sang pemain tampil gemilang bersama Garuda Select, terutama ketika Bagus Kahfi berhadapan dengan akademi Arsenal.
Penampilannya kala itu mengundang decak kagum mantan pemain Arsenal, Per Mertesacker yang juga ikut menonton pertandingan Garuda Select saat melawan akademi Arsenal. Mantan bek Timnas Jerman ini memuji penampilan skuat Garuda Select terutama Bagus Kahfi.
Bahkan disebutkan bahwa Per Mertesacker tertarik merekrut Bagus Kahfi, namun ketatnya regulasi di Liga Inggris membatasi keinginan Arsenal untuk memboyong penyerang berambut kribo ini.
Liga Inggris sendiri memang menerapkan aturan cukup ketat terhadap pemain khususnya dari luar negeri yang ingin berkiprah di Liga Inggris, hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir pembelian sia-sia oleh klub peserta.
Selain itu, federasi sepakbola Inggris coba membatasi laju masuknya pemain asing, demi menjaga ruang pembinaan pemain lokal dan tentu kualitas dari EPL sendiri.
Lucu rasanya jika kompetisi Liga Inggris malam dipenuhi para bintang di luar Inggris, imbasnya tentu Timnas Tiga Singa tak punya banyak pemain berkualitas.
Berkaca dari kasus Bagus Kahfi, pemain asal Indonesia memang harus melewati jalur panjang bahkan terbilang mission impossible alias cukup mustahil untuk bisa bermain di kasta teratas Liga Inggris.
Melansir dari laman resmi FA (Football Association), disebutkan jika pemain yang ingin tampil di Liga Inggris khususnya di Liga Inggris harus memiliki persentase 75 persen mewakili negaranya di level internasional dalam dua tahun terakhir.
Andai cuma itu persyaratannya mungkin tak cuma Bagus Kahfi, sudah banyak pemain muda Indonesia yang mentas di Liga Inggris, namun FA memberi persyaratan khusus untuk negara yang diperbolehkan tampil di kompetisi mereka.
Disebutkan jika hanya negara yang berada di ranking FIFA 50 teratas yang bisa tampil di Liga Inggris, bahkan peraturan 50 besar ranking FIFA pun dibagi kembali menjadi beberapa persyaratan khusus.
Yakni untuk pemain yang berpaspor negara dengan ranking FIFA 1-10, dibutuhkan 30 persen atau lebih penampilan bersama Timnas masing-masing dalam 24 bulan terakhir.
Sedangkan negara dengan ranking FIFA 11-20 butuh minimal 45 persen atau lebih, 21-30 minimal 60 persen, dan 31-50 minimal 75 persen penampilan di level internasional mewakili negaranya.
Cukup sulit lantaran Timnas Indonesia saat ini masih bertengger di luar 100 besar FIFA, namun para pemain lokal Tanah Air masih memiliki kesempatan tampil di Liga Inggris dengan melewatkan persyaratan ranking FIFA.
Jika ingin tampil di Liga Inggris tanpa melihat ranking FIFA, para pemain bisa melalui jalur Exception Panel yakni sang pemain harus mau digaji tidak lebih tinggi dari gaji pemain Inggris tertinggi di klub yang merekrutnya.
Selain itu, seorang pemain harus berasal dari klub yang bermain di Liga Champions, Liga Europa atau Copa Libertadores dalam 12 bulan terakhir dan sang pemain harus mengoleksi 30 persen penampilan.
Masih cukup sulit namun bukan berarti tak mungkin, sebab banyak tim-tim selain Liga Inggris yang punya regulasi pemain asing yang mudah dan sering tampil di Liga Eropa seperti Liga Siprus ataupun Liga Finlandia.
Jika sukses bergabung dan mampu bertahan setidaknya tiga musim, mereka bisa menjadi pemain dan mentas di Liga Inggris dengan status homegrown.
Cara ini mungkin paling mudah untuk dilalui pemain Indonesia, mereka tak perlu pusing memikirkan ranking Indonesia. Mereka hanya perlu fokus di akademi selama tiga musim lebih sembari berharap ada tim Liga Inggris merekrut mereka di tahun keempat.