INDOSPORT.COM - Jauh sebelum viral di media sosial gara-gara meme Anies Baswedan, ternyata Ade Armando juga pernah menyinggung soal PSSI.
Dosen Universitas Indonesia, Ade Armando, kembali menjadi tajuk pemberitaan. Baru-baru ini namanya viral di media sosial twitter dan facebook sebagai buntut kritikannya terhadap Gubernur DKI, Anies Baswedan, terkait isu anggaran lem aibon DKI senilai Rp82,8 milliar.
Hastag #TangkapAdeArmando mendadak jadi trending topic di jagat twitter, Sabtu (02/11/19). Sejumlah netizen meminta agar Ade ditangkap sebagai buntut postingannya yang dianggap menghina Anies Baswedan di laman facebook.
Bahkan, pemilik akun twitter @BangJapar_FI menampilkan lampiran tanda bukti pelaporan terhadap Ade Armando dari pelapor bernama Fahira Idris.
Tanda Bukti Laporan,
— BangJapar (@BangJapar_FI) November 1, 2019
Nomor : TBL / 7057 / XI / 2019 / PMJ / Dit. Reskrimsus.
Berdasarkan LP Nomor : LP / 7057 / XI / 2019 / PMJ / Dit. Reskrimsus, Hari Jum'at, Tanggal 01 November 2019,
Pukul 18.30 WIB.@kompascom @jpnncom @antaranews @Bisniscom @liputan6dotcom @wartakotalive pic.twitter.com/mJsnZa9293
Ayo kita kawal terus pelaporan thd ade armando ini, jgn smp lolos !#TangkapAdeArmando
— Lambe Murah (@BambangPeha) November 1, 2019
. pic.twitter.com/hd16IJyIXo
Ternyata, dosen yang juga pernah lantang perihal kasus korupsi perpustakaan Kampus UI ini tak hanya bersinggungan dengan isu sosial-politik semata. Beberapa tahun silam, ia pun pernah menyinggung secara khusus lembaga PSSI.
Pada akhir Mei 2015 silam, dosen komunikasi massa FISIP UI ini melontarkan sindirannya terhadap PSSI melalui media sosial Facebook miliknya.
Ade Armando menyampaikan sejumlah solusi agar PSSI bisa berjalan dengan baik. Di antaranya adalah dengan perbaikan pengelolaan klub dan pemberantasan judi yang erat kaitannya dengan match fixing.
"Kalau PSSI mau jalan, penuhi saja syarat pemerintah: klub terdaftar sbg perusahaan, bayar pajak, gaji pemain dibayar, cukong judi diberantas!" tulisannya pada status Facebook tertanggal 30 Mei 2015 silam.
Saat itu, PSSI memang tengah dalam kegamangan. Pada bulan April 2015 Kemenpora mengirimkan surat teguran pada PSSI karena sang ketua umum dianggap melakukan pengabaian dengan tak melakukan tindakan nyata pada Arema Cronus dan Persebaya yang tak mendapat rekomendasi BOPI untuk ikut QNB League 2015.
Akhirnya, pada April Kemenpora mengirimkan surat teguran (SP3) hingga akhirnya PSSI dibekukan. Kondisi ini diperparah dengan kenyataan bahwa FIFA memberikan sanski suspensi kepada Indonesia pada 30 Mei 2015.
Sanksi diberikan tak lain sebagai akibat dari perseteruan antara PSSI dengan Kemenpora. FIFA menganggap pemerintah Indonesia sudah melakukan invervensi terhadap sepak bola di dalam negeri.
Semua calon Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum sudah menyampaikan sederet program mereka jika terpilih di Kongres PSSI nanti. Harapan pun membumbung tinggi terhadap perbaikan PSSI dan sepak bola Indonesia di masa mendatang.