INDOSPORT.COM - Indonesia sudah terlalu lama puasa medali emas pada ajang SEA Games. Cerita lama mengunci medali emas didapat pada SEA Games 1991 berkat gemblengan pelatih asal Rusia, Anatoli Polosin.
Medali emas itu sudah bertahun-tahun berlalu, namun cerita manis dan pahitnya masih dikenang sampai sekarang, termasuk oleh salah seorang personel skuat, Eddy Harto. Dia bercerita secara eksklusif kepada INDOSPORT dalam rangka hitung mundur SEA Games 2019.
Menurut Eddy, Polosin mengerti betul jika kekurangan Indonesia memang dari segi fisik. Indonesia bisa tampil kesetanan pada babak pertama. Lawan sulit membendung pergerakan penggawa tim Garuda, tapi seketika mengendur pada babak kedua karena tak ditunjang stamina mumpuni.
Materi latihan fisik pun diberikan Anatoli Polosin tiap kali pemusatan latihan. Sang pelatih tak peduli keadaan berupa para pemain yang baru merampungkan kompetisi padat.
"Metode latihan yang diberikan Polosin memang berbeda dari yang selama ini kami dapatkan. Cara melatihnya kurang lazim, fisik tok," ucap Eddy Harto secara eksklusif kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT di Lapangan Trisakti Legian, Kab. Badung, Bali.
Legenda timnas Indonesia yang berposisi kiper ini mengungkapkan betapa berat program fisik ala Polosin. Dia membenarkan kabar soal kaburnya beberapa pemain dari pemusatan latihan.
"Latihan fisik itu yang paling sulit kita lawan sebenarnya kan diri sendiri. Di saat kami menerima materi Polosin, bebannya sangat berat dan banyak yang menyerang, akhirnya kabur," tutur Eddy Harto.
"Siapa yang berani melawan diri sendiri, pasti berhasil. Akhirnya terbukti, Indonesia bisa juara karena mental kami kuat. Saat kami bertahan menjalan program fisik, mental pun ikut terbentuk," lanjut dia.
Kualitas fisik dan mental berperan besar mengantarkan timnas Indonesia ke podium tertinggi sekaligus membawa pulang medali emas SEA Games 1991. Sebuah prestasi yang belum bisa diraih kembali hingga detik ini.
Menyapu bersih fase grup, Indonesia berjumpa Singapura di semifinal, kemudian Thailand di final cabang sepak bola SEA Games 1991. Kedua pertandingan krusial ini sama-sama dimenangi lewat drama adu penalti.
Problem Klasik Timnas
Kini, Eddy Harto menjabat staf pelatih di akademi Bali United. Dia melihat faktor fisik dan mental inilah yang membuat Indonesia kerap kesulitan meraih medali emas SEA Games dan beberapa kejuaraan lain. Timnas memang kerap kali mentok di laga-laga penentuan medali atau trofi.
Ketika dipermalukan Malaysia dan Thailand di Kualifikasi Piala Dunia 2022, Eddy Harto melihat fisik jadi permasalahan utama. Namun dia tak setuju jika jadwal kompetisi yang padat jadi alasan fisik pemain tak kuat bertarung dua babak.
"Dulu kita juga kompetisi, ikut pemusatan timnas, kemudian balik ke klub, kemudian balik ke timnas lagi. Apa pun itu, kompetisi tak bisa dijadikan alasan. Tinggal bagaimana pemain mengatur program, saat di dalam maupun luar lapangan. Jadwal padat bukan alasan," tandas Eddy.
Eddy Harto pun berharap puasa medali emas itu bisa diakhiri pada ajang SEA Games 2019, yang kebetulan berlangsung di Filipina serupa edisi 1991. Indonesia harus berjuang keras untuk melewati setiap lawan di turnamen supaya bisa menuntaskan dahaga 28 tahun.
Eddy Harto menjadi satu di antara 18 pemain dalam skuat juara SEA Games 1991 yang diulas satu per satu oleh INDOSPORT. Nantikan ulasan tentang pemain lainnya.