INDOSPORT.COM - Mendengar nama Sudirman terkadang langsung terlintas dalam benak adalah sosok seorang Pahlawan Kemerdekaan Indonesia. Namun Sudirman yang satu ini dapat juga dikatakan seorang pahlawan, ia adalah pahlawan bagi persepakbolaan Tanah Air.
Ya, Sudirman tergabung dalam generasi emas Timnas Indonesia. Namanya ada dalam deretan sejarah sepak bola Indonesia yang meraih medali emas SEA Games 1991 di Manila, Filipina.
Tak banyak yang mengetahui kejadian seru yang dialami Sudirman bersama Timnas Indonesia. Dia bercerita secara eksklusif kepada INDOSPORT dalam rangka hitung mundur SEA Games 2019.
"Tahun 1991 kita juara SEA Games dan itu juara terakhir kita dan cukup lama sampai sekarang. Yang bisa saya ceritakan dari tim kita di tahun 1991 adalah kemauan kita yang sangat besar untuk bisa meraih emas," buka Sudirman.
"Kita dilatih sehari tiga kali dan selama TC (Pemusatan latihan) kita latihan dengan ekstrim. Pagi latihan keras, siang latihan keras, dan sore latihan keras. Itu yang kita dapat sehingga kemampuan mental pemain kita yang sangat kokoh," jelas ia.
Saking kerasnya latihan yang diberikan Anatoli Polisin sebagai pelatih, Sudirman menilai bahwa mereka tak hanya berlatih bola. Namun juga latihan fisik dengan berlari menanjak gunung.
"Bahkan saat TC di Bandung ada jadwal seminggu dua kali kita naik ke gunung. Jadi habis latihan sore di lapangan kita ganti sepatu kets dan naik gunung Gelagadar di Cimahi itu sampai lewat Maghrib baru selesai," kenang ia.
"Pelatih Polisin emang tegas, disiplin, tapi suka ngemong juga misal kita sakit dia samperin ke kamar dan kasih kita nasihat. Tapi dia disiplin tinggi pemain gak bisa telat, telat 5 menit saja ditinggal sama dia gak ada cerita apalagi dalam latihan becanda bisa habis, kita ketawa bisa dimaki-maki kita," beber Sudirman.
Penentu Kemenangan
"Saat kita juara sangat berkesan itu SEA Games pertama saya dan menghasilkan emas pertama di luar negeri bagi Indonesia."
"Lawan Thailand di final kita adu penalti, dua pemain kita gak masuk, di 5 pemain pertama yakni Maman Suryaman dan Widodo C Putro. Tapi Thailand juga gak masuk dua."
"Saat itu Danurwindo selaku Direktur Tekhnik masuk ke dalam lapangan buat nentuin penendang keenam, awalnya dia nunjuk Robby Darwis buat nendang tapi Robby nolak akhirnya saya beranikan diri unjuk tangan."
"Saat datang ke bola saat itu stadion ramai tapi saya seolah-olah sepi saja gak ada penonton saya fokus ke bola saja. Waktu itu kiper Thailand aksi-aksi. Tapi saya kasih pantat saya ke belakang baru bola saya tendang. Itu psikologis juga buat dia," ucap ia.
Harapan untuk Timnas U-23 di SEA Games 2019
Kini tak lupa Sudirman menitipkan pesan untuk Timnas Indonesia U-23 yang akan bertarung di SEA Games 2019. Dia berharap tim besutan Indra Sjafri ini fokus terhadap satu tujuan meraih medali emas.
"Tentu harapan saya tim SEA Games nanti dan sama-sama main di Manila punya mental yang kuat juga. Satukan misi bahwa tujuan dari semua tim adalah meraih emas di tahun 2019 ini."
"Dan untuk coach Indra Sjafri pertama jangan takut untuk melakukan latihan yang kamu inginkan. Sebab dia harus bisa menyatukan visi dalam komponen tim sehingga komponen itu punya satu tujun untuk meraih emas," tutup ia.
Sudirman menjadi satu di antara 18 pemain dalam skuat juara SEA Games 1991 yang diulas satu per satu oleh INDOSPORT. Nantikan ulasan tentang pemain lainnya.