INDOSPORT.COM - Duel klasik di pekan ke-12 Serie A Italia antara Juventus vs AC Milan akhirnya berakhir dengan skor tipis 1-0 untuk keunggulan tim tuan rumah, Senin (11/11/19) dini hari WIB.
Pertandingan Juventus vs AC Milan yang berlangsung di Allianz Arena itu menyajikan perlawanan sengit dari kedua tim, sejak menit pertama hingga wasit mengakhiri laga. Sebiji gol dari Paulo Dybala pada menit 77' pun mengubah hasil laga.
Berkat kemenangan ini, Juventus pun berhasil kembali ke puncak klasemen sementara Serie A Italia dan menggeser turun Inter Milan ke urutan kedua. Sementara AC Milan makin terdampar ke posisi ke-14 dengan 13 poin dari 12 giornata.
Hasil ini tentu mengecewakan bagi AC Milan, tetapi melihat performa yang ditampilkan di Allianz Arena, Rossoneri bisa berharap adanya kebangkitan besar di laga-laga Serie A berikutnya.
Berikut ini kami rangkum tiga alasan kuat mengapa penampilan melawan Juventus jadi pertanda kebangkitan AC Milan.
1. Permainan Solid
Sebagai tuan rumah, Juventus berhasil mendominasi jalannya laga dengan banyak memperoleh peluang.
Namun, AC Milan membuktikan dirinya mampu tampil setara dengan memberikan perlawanan yang sengit.
Sepanjang 90 menit pertandingan dini hari tadi, para pemain AC Milan sukses 12 kali merebut bola dari Juventus. Bahkan Rossoneri lebih efektif, dengan 7 shots on target ketimbang Juventus yang hanya 5 kali tepat ke gawang.
Jika saja Milan mampu mencetak gol dari sundulan Piatek atau pun Paqueta di babak pertama, mungkin hasilnya akan berbeda.
Secara keseluruhan, penguasaan bola kedua tim adalah 54 persen berbanding 46 persen untuk keunggulan Juve. Namun, Milan mampu mencetak 13 tembakan sama dengan Juventus.
Kedua tim pun tak terpaut jauh dalam jumlah operan. Juventus membuat 494 operan sementara AC Milan membuat 419 operan.
Dengan mengandalkan trio Calhanoglu, Piatek, dan Suso di lini depan disokong oleh Bennacer dan Paqueta di barisan tengah, Milan menunjukkan penampilan yang menjanjikan.
Jika terus dipertahankan, Milan bisa melibas banyak tim di Serie A di laga-laga mendatang.
2. Mental Juara
Perlahan tapi pasti, para pemain Milan mulai memiliki mental juara. Laga melawan Juventus jadi contoh bagaimana para pemain Rossoneri tidak minder bermain melawan tim terbaik di Italia.
Mereka sanggup bermain tenang dan hati-hati. Milan sukses 12 kali merebut bola dari Juventus dan melancarkan 13 tembakan menyamai tuan rumah.
Barisan tengah pun terlihat sangat percaya diri dalam memainkan bola-bola pendek. Tercatat 419 operan dibuat oleh pemain-pemain Milan.
Angka ini tak tiap saat bisa didapatkan oleh lawan-lawan Juventus ketika bermain di Allianz Arena.
3. Membaiknya Penampilan Andrea Conti dan Leo Duarte
Sebuah kabar baik datang dari dua pemain muda Milan, Andrea Conti dan Leo Duarte. Tak ada yang meragukan potensi yang dimiliki Andre Conti saat bermain untuk Atalanta.
Namun, semenjak pindah ke Milan, penampilan Conti menurun drastis. Penyebabnya tak lain adalah cedera lutut yang menghampirinya saat membela panji merah-hitam
Namun, Conti sanggup tampil menjanjikan di laga melawan Juventus. Bisa dikatakan, ini merupakan penampilan terbaiknya semenjak pulih dari cedera.
Jika bisa dipertahankan, Conti bisa jadi jawaban atas lemahnya posisi bek kanan Milan.
Selain Conti, satu lagi pemain yang menunjukkan peningkatan performa adalah Leo Duarte. Pemain yang baru didatangkan awal musim ini terlihat mulai kerasan bermain di Milan.
Setelah tampil cukup baik di laga melawan Lazio, Duarte kembali membuktikan mengapa dirinya dijulukki The Next Thiago Silva saat tampil konsisten selam 90 menit melawan Juventus dini hari tadi.
Sambil menunggul kembalinya top performa Mattia Caldara, Leo Duarte bisa jadi rekan duet menjanjikan Alessio Romagnoli di posisi bek tengah AC Milan.