Bola Internasional

Jelang Jumpa Timnas Indonesia, Media Malaysia Serius Soroti Rivalitas Kedua Suporter

Rabu, 13 November 2019 17:18 WIB
Penulis: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Jelang berjumpa Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022, Media Malaysia tengah serius menyoroti rivalitas kedua suporter. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Jelang berjumpa Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022, Media Malaysia tengah serius menyoroti rivalitas kedua suporter.

INDOSPORT.COM - Jelang berjumpa Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022, Media Malaysia tengah serius menyoroti rivalitas kedua suporter.

Timnas Indonesia akan dijamu oleh Malaysia di lanjutan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Bukit Jalil, Selasa (19/11/2019) mendatang.

Jelang laga tersebut, Media Malaysia bernama Voketfc menyoroti rivalitas kedua suporter hingga melakukan wawancara eksklusif dengan salah satu legenda sepak bola Indonesia yaitu Ristomoyo.

Ia merupakan pemain sepak bola Indonesia pertama yang berkarier di Liga Malaysia pada 1986 silam.

Ada tiga klub Malaysia yang pernah ia perkuat yakni Selangor FA (1986-1986), Public Bank FC (1988), dan ATM FA (1989).

Pria kelahiran Malang ini mengaku kalau suporter Indonesia dan Malaysia dulunya memiliki hubungan yang sangat apik.

"Sebetulnya dulu itu antara Malaysia dan Indonesia dari segi bolanya enggak ada masalah. Tidak ada persaingan yang terlalu panas kayak gini-gini," kata Ristomoyo.

"Dulu enggak ada masalah. Suporter sama suporter biasa saja. Nonton ya nonton, enggak yang terlalu fanatik seperti sekarang ini. Dulu saling menghormati," ucapnya menambahkan.

Ristomoyo mengaku sangat sedih dengan kondisi suporter saat ini yang memiliki rasa fanatik berlebihan.

Bahkan sekarang mereka terlihat saling ejek di media sosial bahkan melakukan tidakan kerusuhan saat pertandingan berlangsung.

"Saya sedih melihat kefanatikan berlebih suporter. Dulu lain, saya kadang malu kalau suporter lagi saling ejek. Sekarang jadi kacau begini. Saya tidak tahu dimulainya dari pihak mana, di mana, dan kapan itu," ujarnya.