INDOSPORT.COM – Terlepas dari banyaknya kritikan yang diarahkan kepada wasit lokal, nyatanya ada beberapa dari mereka yang mampu memenuhi standar FIFA. Terhitung, ada tiga wasit asal Indonesia yang secara resmi terdaftar atau memiliki lisensi FIFA pada 2019 ini.
Proses untuk bisa menjadi wasit FIFA sendiri nyatanya cukup panjang. Direktur Wasit PSSI, Efraim Ferdinand, mengungkapkan bahwa ada beberapa tahap yang harus dilalui oleh wasit untuk bisa memiliki lisensi FIFA.
Agar bisa didaftarkan ke FIFA, wasit-wasit lokal tersebut harus berada di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Pria yang akrab disapa Efran tersebut menjelaskan, untuk bisa mencapai Liga 1, ada tiga tahap yang harus dilalui oleh para wasit.
Tiga tahap tersebut adalah C3, yakni tingkatan kabupaten atau kota. Setelah lebih dari satu tahun berada di level ini, wasit bisa naik ke C2 untuk memimpin sejumlah laga di tingkat provinsi. Setelah itu, mereka bisa mendapatkan lisensi C1 nasional.
“Yang pertama C3, C2, dan C1. Semua orang boleh mengambil C3, asal dia punya latar belakang pemain sepak bola, paling tidak. Setelah punya waktu lebih dari 1 tahun dengan pengalaman 12 pertandingan,” ujar Efran kepada INDOSPORT.
“Mereka berhak mengambil pendidikan lebih lanjut. Nanti dari C2, bisa naik ke C1 dengan rentang waktu dua tahun. Dengan jumlah 20 pertandingan,” lanjut mantan Direktur Teknik Federasi Futsal Indonesia (FFI) tersebut.
Setelah berhasil melalui tiga tahap tersebut, komite wasit PSSI pun akan melakukan penilaian terhadap wasit-wasit yang bertugas di Liga 1. Efran dan timnya memiliki data dan membuat ranking untuk para pengadil lapangan Indonesia.
Nantinya, sejumlah wasit yang berada di top ranking akan didaftarkan ke FIFA. Peringkat tersebut merupakan hasil dari evaluasi komite wasit PSSI.
“FIFA meminta PSSI untuk mencari sejumlah nama wasit yang didaftarkan. Setelah itu, PSSI akan memiliki wasit yang berada di top ranking. Nantinya ada beberapa tes yang harus dilalui, seperti fitness test, law of the game test, dan tes psikologi,” jelas Efran.
Tak hanya tiga tes di atas, lanjut Efran, beberapa wasit tersebut juga harus memiliki kemampuan berbahasa Inggris. Ini menjadi salah satu syarat mutlak agar wasit lokal bisa go internasional dan memimpin pertandingan Piala Dunia.
Jika beberapa wasit lokal yang didaftarkan tersebut bisa lolos tes, maka mereka secara resmi akan terdaftar di FIFA. Dengan memiliki lisensi FIFA, sejumlah wasit tersebut pun bisa memimpin beberapa laga internasional, tergantung dengan kapasitasnya.
Lalu siapa saja wasit Indonesia yang sudah go internasional dan memiliki lisensi FIFA? Berikut INDOSPORT mencoba untuk merangkum tiga wasit asal Indonesia yang sudah go internasional dan berlisensi FIFA.
Thoriq Alkatiri
Thoriq Alkatiri merupakan wasit asal Indonesia yang terdaftar di AFC elite. Pengadil lapangan yang saat ini usianya sudah menyentuh 30 tahun tersebut nyatanya sudah cukup sering memimpin pertandingan-pertandingan internasional.
Situasi itulah yang membuat Thoriq hampir tidak pernah ditugaskan untuk pertandingan kasta tertinggi sepak bola Indonesia pada musim ini. Karena prioritas Thoriq sendiri saat ini adalah menjadi wasit AFC elite.
Menurut laporan situs Soccerway, Thoriq didaftarkan sebagai wasit ke-4 atau cadangan dalam pertandingan di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia antara Kamoboja vs Pakistan (2-0). Pada ajang itu ia juga mendapat tugas memimpin laga Australia vs Nepal (5-0).
Pada tahun ini pria kelahiran Purwakarta tersebut juga menjadi wasit ke-4 di lima pertandingan klub internasional, yakni lima laga Piala AFC 2019 dan satu Liga Champions Asia 2019. Thoriq juga diberi kesempatan untuk memimpin laga Piala AFC 2019 antara Al Qadsia vs Malkiya.
Sekedar informasi, menurut laporan situs resmi FIFA, Thoriq sudah bertugas di pertandingan internasional sejak tahun 2014 lalu. Dengan begitu, ia sudah go international selama kurang lebih lima tahun.
Yudi Nurcahya
Selain Thoriq Alkatiri, Yudi Nurcahya juga menjadi wakil Indonesia yang terdaftar sebagai wasit FIFA pada tahun 2019 ini. Menurut laman resmi FIFA, Yudi telah menjadi bagian mereka pada tahun 2018 lalu.
Soccerway menginformasikan, pengalaman Yudi di pertandingan internasional tidak sebanyak Thoriq. Karena Yudi sendiri pada musim ini lebih banyak digunakan untuk kompetisi Liga 1, yakni 20 pertandingan, baik sebagai wasit utama, maupun ofisial ke-4.
Masih dari situs yang sama, Yudi hanya memimpin satu pertandingan internasional pada tahun ini. Itu terjadi di laga persahabatan atau uji coba Timnas Indonesia saat berhadapan dengan Vanuatu. Saat itu Tim Garuda menang dengan skor 6-0.
Dwi Purba Adi Wicaksana
Dwi Purba Adi Wicaksana menjadi wasit lokal terakhir dalam daftar ini. Berbeda dengan Thoriq dan Yudi, wasit berusia 31 tahun tersebut tahun ini belum memimpin pertandingan di level internasional.
Dirinya lebih sering menghabiskan waktunya untuk bertugas di kompetisi liga 1 2019. Menurut laporan situs Soccerway, Dwi Purba memimpin pertandingan kasta tertinggi sepak bola Indonesia sebanyak 15 kali.
Pengadil lapangan asal Kudus, Jawa Tengah, ini nyatanya pernah ditugaskan untuk menjadi wasit ke-4 di pertandingan uji coba internasional yang mempertemukan Timnas Indonesia vs Vanuatu.
Dwi Purba sendiri menjelaskan prosesnya saat mendapatkan lisensi FIFA. “Dari PSSI memilih wasit yang menonjol, si A, B, atau C untuk daftar ke FIFA. Mungkin tahun saya, untuk register biasanya kan dikumpulkan Bangkok, Kuala Lumpur atau Hanoi,” ujarnya kepada INDOSPORT.
Dirinya pun sudah menjalani tugas internasional sejak 2015 lalu. Itu dibenarkan langsung oleh situs resmi otoritas tertinggi sepak bola dunia, yakni FIFA.