INDOSPORT.COM - Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi, berkomentar terkait tersisihnya PSMS Medan dari babak 8 besar Liga 2 2019 dan gagal mencapai target lolos ke Liga 1 musim depan.
Pria yang juga menjabat sebagai Dewan Pembina PSMS itu menyebut, kegagalan tim Ayam Kinantan mencapai target promosi ke kompetisi kasta tertinggi Indonesia itu adalah sebagai keberhasilan yang tertunda.
"PSMS ini sedang sakit, yang sakit bukan atletnya, yang mengawalinya karena ketidakjujuran itu. Nah, ke depan harus selesai ini semua," lanjut Edy saat diwawancarai INDOSPORT, Jumat (22/11/19).
"Kalau selesai, jadi atlet itu memiliki motivasi yang tinggi. Kalau terganggu, atletpun juga terganggu, inilah saya minta ke semuanya jujur saja," lanjutnya lagi.
Kiasan mantan Ketua Umum PSSI itu tak lain merujuk pada prahara hak cipta nama dan logo PSMS yang hingga saat ini masih menjadi sengketa.
Yang mana diketahui prahara ini telah bersengketa di meja hijau alias pengadilan. Hal ini karena ada pihak individu yang mengklaim nama dan logo PSMS.
"Saya yakin kalau dia orang Sumatera Utara sudah pasti tahu kalau PSMS adalah heritage miliknya Sumatera Utara.
Kapan dia (PSMS) lahir, tahun 1950. Kalau ada yang bilang lahir tahun 1980 bohong," ungkap Edy.
"Saya saja lahir tahun 1961, TK saya sudah nonton PSMS ini. Berarti sangat salah orang-orang berpikiran itu. Termasuk kalian wartawan-wartawan Sumatera Utara kalau kalian lihat yang salah, jangan kalian besar-besarkan pula yang salah," tutup mantan Pangkostrad itu.
PSMS Medan sendiri usai dipastikan gagal menembus semifinal Liga 2, kini tim tengah diliburkan hingga waktu yang belum ditentukan.