INDOSPORT.COM – Timnas Indonesia U-23 berpeluang menjuarai SEA Games 2019 kali ini karena ada di belakangnya ada pelatih Indra Sjafri, titisan Pep Guardiola.
Timnas Indonesia U-23 saat ini tengah berada di atas angin untuk lolos ke semifinal SEA Games 2019 cabang olahraga sepak bola. Status itu didapatkan setelah berhasil mengalahkan Thailand dan Singapura di dua pertandingan awal.
Tak bisa dipungkiri salah satu rahasia keberhasilan Timnas Indonesia U-23 meraih hasil sempurna di dua laga awal adalah pelatih Indra Sjafri. Pelatih asal Minang ini merupakan sosok kunci di balik keberhasilan Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2019 sejauh ini.
Setelah ditelaah, memang Indra Sjafri adalah sosok pelatih jenius titisan Pep Guardiola. Ada banyak kesamaan antara Pep Guardiola dengan Indra Sjafri, apa sajakah itu?
Pepepa dan Tiki-taka
Siapa yang tak mengenal filosofi permainan Pep Guardiola? Di manapun tim yang ia latih baik itu Barcelona, Bayern Munchen, dan Manchester City, selalu Guardiola mengusung filosofi menyerang dengan mengandalkan permainan tiki-taka.
Jika kita mencermati sepak terjang Indra Sjafri, sejak menangani Timnas Indonesia U-19, ia membuat timnya bermain dengan gaya yang hampir mirip dengan tiki-taka. Akan tetapi Indra Sjafri menyebutnya dengan pepepa (pendek-pendek-panjang).
Indra Sjafri menilai pemain Timnas Indonesia U-19 yang memiliki kecepatan di atas rata-rata sangat cocok untuk bermain dengan operan pendek dari kaki ke kaki, tetapi begitu ada celah langsung long ball.
Sedikit jika kita perhatikan dari gaya main Indra Sjafri, tampak seperti pepepa merupakan adopsi tiki-taka milik Guardiola.
Mau Membuang Idealisme Demi Gelar Juara
Meskipun Pep Guardiola adalah sosok yang sangat filosofis, ternyata ia tak segan membuang idealismenya itu demi sebuah trofi. Hal itu ia tunjukan kala Manchester City melawan Liverpool musim lalu dengan bermain bertahan.
Padahal seperti yang kita tahu Pep Guardiola adalah salah satu pelatih dengan pola permainan menyerang terbaik di dunia. Tetapi demi mengalahkan Liverpool untuk menjuarai Liga Inggris musim lalu, Guardiola tak segan bermain bertahan.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Indra Sjafri yang membuang idealismenya untuk bermain menyerang dengan pepepa-nya. Di laga pertama SEA Games 2019, Indra Sjafri memutuskan bermain bertahan di babak kedua demi kemenangan melawan Thailand.
Jeli dalam Mengubah Posisi Pemain
Terakhir, Indra Sjafri dan Pep Guardiola adalah tipe pelatih yang jeli melihat potensi terbaik dari para pemainnya. Indra Sjafri dan Pep Guardiola tercatat sudah sangat sering mengubah posisi pemainnya tetapi malah bermain lebih baik.
Pep Guardiola tercatat bertanggung jawab atas perpindahan posisi Javier Mascherano (gelandang bertahan ke bek tengah), Joshua Kimmich (gelandang ke bek sayap), Philip Lahm (bek sayap ke gelandang), dan Lionel Messi (penyerang sayap ke penyerang tengah).
Mascherano mampu menjadi tandem sepadan Gerard Pique di Barcelona, Kimmich mampu menjadi pengganti Lahm di Jerman dan Bayern Munchen, Lahm menjadi sosok sentral Jerman juara Piala Dunia 2014, dan Messi menjadi salah satu false nine terbaik sepanjang masa.
Ternyata Indra Sjafri sepanjang kariernya melatih Timnas Indonesia U-19, Bali United, dan Timnas Indonesia U-23 telah mengubah setidaknya 4 pemainnya.
Mulai dari Asnawi Mangkualam (gelandang ke bek kanan), Muhammad Rafli (gelandang serang ke penyerang tengah), Fadil Sausu (bek kiri ke gelandang), Rachmat Irianto (bek tengah ke gelandang bertahan).
Asnawi Mangkualam sanggup menjadi bek kanan tangguh di PSM Makassar dan Timnas Indonesia U-23, Muhammad Rafli merupakan andalan di SEA Games 2019 untuk penyerang, Fadil Sausu menjadi salah satu gelandang terbaik di Liga 1 dan Irianto jadi supersub di Timnas Indonesia U-23.
Pada akhirnya Indra Sjafri tampak mirip dengan Pep Guardiola tetapi ia pasti punya caranya sendiri untuk membawa Timnas Indonesia U-23 juara SEA Games 2019.