INDOSPORT.COM - Kisah striker kelahiran Montenegro Ilija Spasojevic dan kehampaan juara Liga 1 2019 yang diraih bersama Bali United, Selasa (03/12/19).
Lahir di daerah Bar, SFR Yugoslavia 11 September 1987 tampaknya sudah sejak kecil pemain yang kerap disapa Spaso ini telah menyukai dunia sepak bola.
Atas usaha dan kerja kerasnya Spaso mulai berkelana ke berbagai klub di dunia. Dirinya ingin membuktikan diri bisa menjadi striker tajam.
Pencapaian pertama diraih Spaso ketika membela klub asal Gerogia, yakni Dinamo Tbilisi. Spaso dikontrak selama dua musim (2007-09).
Bersama Dinamo Tbilisi, Spaso sukses meraih gelar Liga Georgia (2007-08), Georgia Cup (2009), dan Georgia Super Cup (2008) serta membuat 23 gol dari 57 laga.
Perjalan pun terus dilanjutkan hingga akhirnya Spaso mendarat ke sebuah klub asa Pulau Dewata, yaitu Bali Devata. Tim ini diketahui hasil merger dengan Persires Rengat.
Bersama Bali Devata, Spaso membuat 14 pernampilan dan delapan gol. Klub ini juga menjadi salah satu pintu bagi Spaso berkarier di Indonesia.
Lalu Spaso hengkang ke PSM Makassar (2011-13). Bersama Juku Eja, striker 32 tahun ini membuat 15 gol dari 27 pertandingan.
Selama tinggal di Makassar, Spaso akhirnya menemukan tambatan hati dalam sosok Lelhy Arief (Nuzliah Ramdhan Arief). Keduanya pun menikah pada 2013.
Selepas menikah, Spaso tetap berkarier di Indonesia dan sempat membela Mitra Kukar (2013) serta Putra Samarinda (2014-2015).
Angin pun membawa Spaso untuk berlabuh ke klub kebanggaan masyarakat Jawa Barat, yaitu Persib Bandung untuk tampil di Piala Presiden 2015.
Meski hanya bermain dua kali, tetapi Spaso turut berkontribusi dalam membawa Maung Bandung meraih gelar Piala Presiden 2015 silam.
Perjalanan pun terus berlanjut membawa Spaso merantau ke Liga Primer Malaysia 2016 membela Melaka United. Tuah keberhasilan di Persib tertular hingga Malaysia.
Pasalnya Melaka United sukses menjadi juara setelah finis urutan pertama dengan mengoleksi 50 poin dari 22 pertandingan. Spaso pun menyandang gelar top skor dengan 24 gol.
Hal ini tak lepas dari dukungan sang istri tercinta, yakni Lelhy Arief yang membuat Spaso kerap dihiasi akhir yang sangat bahagia dalam membela klub.
Lalu Spaso menerima pinangan dari Bhayangkara FC untuk melakoni 38 pertandingan di Liga 1 2017. Hasilnya pun, Spaso kembali meraih trofi juara.
Spaso membuat 13 gol dari 16 laga bersama Bhayangkara FC. Tentu saja hal ini sangat istimewa bagi striker dengan tinggi 187 cm.
Tak hanya itu, berkat menikah dengan Lelhy Arief, Spaso pun mendapat keistimewaan usai bisa pindah kewarganegaraan alias naturalisasi pada Oktober 2017.
Usai menjadi WNI, Spaso pun bisa membela Timnas Indonesia. Ajang pertamanya terjadi usai tampil di Aceh World Solidarity Cup alias laga amal untuk mengenang korban tsunami Aceh.
Bahkan Spaso sukses mencetak gol perdana untuk Timnas Indonesia lewat sepakan penalti setelah sebelumnya membersikan rumput sejenak akibat genangan air.
Kemudian Spaso juga tampil di di Anniversary Cup 2018 bersama Timnas Indonesia U-23 dan bermain sebanyak dua kali saja tanpa gol.
Kini usai hengkang ke Bali United, kiprah Spaso tetap berujung manis lantaran meraih gelar juara Liga 1 2019 di pekan ke-30 usai unggul poin dari para rival.
Meski begitu ada kisah sedih yang dialami Spaso, pasalnya beberapa hari jelang kepastian meraih gelar juara, istri tercintanya Lelhy Arief tutup usia.
Lelhy Arief diketahui mengalami sakit dan dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Cilandak, Jakarta Selatan, pertengahan November 2019 lalu.
Pernikahan Spaso dan mendiang Lelhy dikaruniai dua orang anak, yakni Dragan Spasojevic (lima tahun) dan Irina Spasojevic (dua tahun).