INDOSPORT.COM - Pelatih Indonesia U-20 Allstar, Eko Purdjianto mengakui sistem catenaccio ala Inter Milan U-18 membuat timnya kalah. Segala upaya sudah dilakukan, namun tetap saja gol tak didapat Mochammad Supriadi dkk.
Kekalahan kedua harus diterima Indonesia pada ajang Bali U-20 International Cup 2019. Setelah ditumbangkan Real Madrid U-18 4-5, giliran Inter Milan U-18 mengalahkan Indonesia U-20 Allstar 1-0 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Kamis (05/12/19).
Kekalahan ini cukup sulit dipercaya. Pasalnya, Indonesia lebih mendominasi permainan, terutama pada babak kedua. Hanya saja, setiap peluang yang didapat, bisa dipatahkan pertahanan Inter Milan.
Terlebih pada laga ini, Inter Milan sudah mengawali laga dengan lima pemain bertahan. Lalu saat babak kedua, ada delapan hingga sembilan pemain Inter Milan menumpuk di areanya. Mereka sukses menerapkan sistem catenaccio atau sistem yang memusatkan kekuatan pada pertahanan.
Eko Purdjianto menilai timnya lengah pada menit awal, saat Inter Milan mengambil inisiatif menyerang lebih dulu. Akhirnya satu gol tercipta lewat Rosario Cancello menit kedua.
Timnya, disebut Eko, bukannya tak merespons gol itu. Tapi berbagai upaya sudah dilakukan, terutama pada babak kedua. Gempuran tak henti-hentinya menghujani pertahanan Inter Milan, namun gol tak terjadi.
"Walaupun hanya bermain dengan sepuluh pemain, tapi pertahanan mereka sangat bagus. Kita tahu pertahanan Italia dari dulu sangat rapat," ucap Eko Purdjianto usai pertandingan.
"Tapi yang pasti kita apresiasi pemain yang sudah berusaha membalas gol, tapi tetap kita tidak bisa menang. Ini menjadi pengalaman, terutama pemain kita untuk ke depannya," imbuhnya.
Sebelumnya, asisten pelatih Inter Milan, Luigi Sala, menilai laga di Bali International Cup U-20 ini begitu berat. Kehilangan satu pemain benar-benar mengubah rancangan permainan. Terlebih timnya harus menghadapi cuaca yang sangat panas.