In-depth

Analisis Laga SEA Games 2019: Myanmar vs Indonesia: Dinodai Buruknya Barisan Pertahanan

Sabtu, 7 Desember 2019 18:20 WIB
Editor: Rafif Rahedian
© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Laga pertandingan antara Indonesia U-23 vs Myanmar U-23, babak semifil SEA Games Filipina 2019, Sabtu (07/12/19). Copyright: © Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Laga pertandingan antara Indonesia U-23 vs Myanmar U-23, babak semifil SEA Games Filipina 2019, Sabtu (07/12/19).

INDOSPORT.COMTimnas Indonesia U-23 berhasil menginjakkan kaki ke final SEA Games 2019 setelah mengalahkan Myanmar dengan skor 4-2, Sabtu (07/12/19).

Empat gol Timnas Indonesia U-23 itu dikreasikan melalui aksi Evan Dimas (2 gol), Egy Maulana Vikri, dan Osvaldo Haay. Sedangkan dua gol Myanmar dihasilkan melalui Aung Kaung dan Win Naing Tun.

Tim Garuda Muda seharusnya bisa menang dengan cepat pada 90 menit waktu normal setelah unggul 2-0. Namun, pertahanan yang kurang disiplin membuat Myanmar mampu menyamakan kedudukan 2-2.

Situasi tersebut membuat pertandingan Myanmar vs Timnas Indonesia U-23 harus dilanjutkan melalui babak tambahan. Beruntung, Tim Garuda Muda tetap tampil produktif di waktu tambahan.

Secara keseluruhan, permainan Timnas Indonesia U-23 jauh lebih baik ketimbang Myanmar. Mereka mampu mendominasi laga melalui aliran bola yang konsisten dari lini tengah ke sisi sayap lapangan.

Beberapa peluang emas selalu hadir melalui penetrasi dari sisi lapangan. Sayangnya, Osvaldo Haay tak mampu memaksimalkan umpan-umpan cantik dari para pemain sayap Tim Garuda Muda.

Gol pertama Timnas Indonesia U-23 bahkan hadir melalui cut back pemain sayap, yakni Egy Maulana Vikri. Keunggulan ini pun membuat permainan Tim Garuda Muda lebih bermain tanpa beban.

Sayangnya, penampilan apik pemain depan Timnas Indonesia U-23 sempat dinodai permainan kurang disiplin barisan pertahanan. Hal inilah yang membuat selebrasi mereka tertahan hingga menit ke-120.

Barisan pertahanan yang kurang disiplin ini memang sudah menjadi penyakit lama Timnas Indonesia. Virus tersebut nyatanya belum bisa dihilangkan sepenuhnya dalam tubuh Timnas Indonesia.

© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Selebrasi pemain Timnas Indonesia U-23, Osvaldo Haay usai mencetak gol ke gawang Myanmar U-23 babak semifinal SEA Games Filipina 2019, Sabtu (07/12/19). Copyright: Ronald Seger Prabowo/INDOSPORTSelebrasi pemain Timnas Indonesia U-23, Osvaldo Haay usai mencetak gol ke gawang Myanmar U-23 babak semifinal SEA Games Filipina 2019, Sabtu (07/12/19).

Para pemain Tim Garuda Muda seakan kehilangan konsentrasi sehingga membuat kesalahan setelah ungula dua gol. Berawal dari kesalahan pergerakan Zulfiandi, Andy Setyo Nugroho justru menambah buruk keadaan.

Terlihat jelas jika dirinya menjadi satu-satunya pemain yang berada di belakang (tidak sejajar dengan bek Timnas Indonesia U-23 yang lain). Ini tentunya menjadi kesalahan yang sangat fatal bagi seorang bek.

Sebagai seorang kapten, penampilan ini tentunya sangat buruk. Seharusnya ia bisa memimpin barisan pertahanan dengan baik. Namun ia justru menjadi pemain yang melanggar kedisiplinan pertahanan.

Andy Setyo justru memilih untuk membayangi pemain lawan yang memegang bola tanpa memikirkan pergerakan penyerang Myanmar lainnya. Alhasil, pemain lawan leluasa mengirimkan bola dan mencetak angka.

Pada gol penyama kedudukan Myanmar, pertahanan Indonesia juga seharusnya bisa menjebak pemain lawan agar offside. Sayangnya Bagas Adi Nugroho tidak menjaga garis pertahanan dengan baik.

Dirinya cenderung mengikuti pergerakan Win Naing Tun yang berlari kencang, sehingga posisi pemain Myanmar tersebut bebas dari offside. Padahal dua bek lainnya, Andy Setyo dan Asnawi Mangkualam sudah cukup sejajar.

Apabila Bagas Adi sejajar dengan Andy Setyo dan Asnawi, kemungkinan besar gol ini tidak akan terjadi. Ini pun tentunya bisa menjadi PR bagi Indra Sjafri sebelum pertandingan final SEA Games 2019. Karena tidak boleh lagi situasi ini terjadi di partai puncak nanti.